27 Desember 2009

Pedih itu kekal ada ( 7 )

Melalui perjalan yang memakan waktu kurang lebih 6 jam dari kota bekasi menuju pelabuhan merak yang di warnai kebisuan,membuat saya merasa teramat resah dan  gelisah,untuk mengurangi perasaan jengkel kepada Aisah,maka saya sengaja duduk di kursi yang lain di dalam bus yang kami naiki tersebut.
sayup-sayup terdengar suara klakson kapal dan deburan ombak pelabuhan merak yang menandakan perjalanan kami sebentar lagi sampai pada tujuan sebelum menaiki kapal laut menuju pelabuhan bakahueni,kami jejaki pelabuhan merak di sambut bau amis yang cukup sinonim dengan tempat tersebut,secara berlahan kami menuju loket yang menjual karcis kapal dengan keadaan yang bersesak-sesakan karena suasana mudik musiman yang memang menjadi kebiasaan setiap warga lampung.menjelang mahgrib saat suara azan mulai berkumandang  kapal yang kami naiki secara perlahan dan pasti bergerak menuju ke pelabuhan bakahueni yang memakan waktu 3 jam.pernah terlintas di dalam angan-angan saya sewaktu dalam perjalanan pulang dari solo menuju bekasi dahulu,alangkah bahagia seandainya bisa memeluk si dia di dek kapal sambil melihat kegelapan lautan dan hanya di hiasa kerlipan lampu-lampu di ujung pelabuhan dan alangkah indah nya kalau bisa membelai rambutnya bertemankan dinginnya angin laut yang menggigit tulang namun bayang-bayang indah yang selama ini bermain di kepala saya kian menjauh di telan kepahitan yang tidak juga mau berhenti menghantui kehidupan,dari kejauhan saya dapat melihat canda tawa aisah dengan mbak mus di karenakan rasa gembira karena sebentar lagi bakalan bertemu dengan keluarganya dan seakan-akan keberadaan saya sama sekali tidak di pandang oleh mereka,hati pedih yang saya bawa dari jawa belum lagi terobati kini harus lagi merasa diri disisihkan oleh seseorang yang amat saya sayangi.saya biarkan mereka dengan kegembiraan nya sedangkan saya turun ke dek kapal bagian bawah untuk mencari hiburan dengan melihat para mbak penjual jamu yang di goda para sopir-sopir mata keranjang,melihat keluwesan juga liuk tubuh yang menggoda para penjual jamu sempat juga membuat saya tersenyum simpul menahan rasa malu.
setelah terdengar peringatan dari sebuah mikrofon yang di suarakan salah seorang anak kapal agar bersiap-siap turun karena telah sampai tujuan,segera saja saya naik ke dek atas kapal mencari mbak mus dan aisah,di mana saya lihat mereka juga telah bersiap-siap untuk turun,saya jinjing tas besar bawa'an mereka seperti layaknya seorang hamba membawakan barang milik juragan nya,ya......saat itu keadaan saya tidak lebih baik dari seorang kuli yang di sebabkan ulah bekas pacar.kami mencari sebuah bus menuju ke terminal Raja basah sebuah terminal yang cukup kondang dengan aktivitas preman juga pemerasan,setelah sampai di terminal raja basah waktu telahpun menunjukan pukul 4 pagi,kami harus kembali menunggu bus yang akan membawa kami ke daerah kotabumi kali cinta,dan karena bus tersebut hanya akan jalan pada pukul 5 pagi. maka kami pun terpaksa menunggu kurang lebih 1 jam di sebuah terminal yang mengerikan.sempat juga terdetik dalam hati karena di landa rasa was-was apa lagi harus melindungi mereka berdua.kami duduk di sebuah kursi yang mana di sebelah kami ada seorang ibu-ibu jualan makanan ringan dan juga minuman panas sebagai penghangat perut para pemudik.menjelang waktu subuh bus yang kami tunggu-tunggu dan naiki mulai bergerak meninggalkan terminal raja basa di iringi teriakan para agent dan juga kernet bus mencari para penumpang tambahan.setelah melakukan perjalan yang panjang sayup-sayup terdengar kondektur bas memanggil-manggil para penumpang yang ingin turun di sebuah perempatan desa kali cinta.tanpa menunggu lama kami serentak turun karena kami telah sampai pada tujuan.saat itu waktu telah menjelang sore sekitar jam 3 sore dan biasanya waktu sesore itu angkot telah tiada yg menuju desa kami,tanpa menunggu lama saya menghampiri sekumpulan para tukang ojek untuk memohon jasa mereka menghantar kami ke desa way abung 3 kotabumi lampung utara.Derain tangis bahagia mewarnai pertemuan anak dengan orang tuanya di saat kami menjejakkan kaki di depan rumah ibu aisah,mereka riang bercerita,bergembira dan saling berpelukan setelah sekian lama tidak bertemu,saat itu saya merasa terasing dan merasa terpinggir serta tidak di perlukan dalam kegembiraan mereka,pelan-pelan saya capai tas berisi pakaian meninggalkan rumah mereka dengan kepiluan menuju rumah papan dan hampir roboh serta kosong karena hampir dua bulan saya tinggal kan,tiada sambutan,tiada senyum kegembiraan dan tiada tatapan kasih sayang,karena yang ada hanya lah kesunyian serta daun-daun yang memenuhi sekeliling halaman.setelah beristirahat sebentar saya capai gagang sapu lidi di belakang rumah dan mulai membersih sekeliling halaman.malam itu kawan-kawan baik saya berdatangan bertanya kabar dan berita,ada pitoyo,munari,bambang,sopan,siswanto,Abas juga yg lain nya,di antara mereka Sis dan Abas adalah yang paling rapat dengan saya,mereka ber dua adalah sopir angkutan pedesa'an dan Abas adalah seorang duda yang mempunyai anak satu hasil dari perkawinan terdahulu.di depan mereka berdua saya ceritakan semua kekecewaan selama di jawa-tengah serta kelukaan hati saya setelah di putuskan oleh aisah yang tanpa sebab juga tidak tau akan kesalahan apa yang telah saya lakukan.pada ke esokan harinya saya telah di sibukan oleh lomba anak-anak dalam rangka menyambut hari kemerdekaan 17 agustus.Pada kebiasaanya para pemuda-pemudi yang menjadi panitia juga penyelengara acara tahunan tersebut,sementara para orang-orang tua di RT kami bergotong royong mendirikan panggung untuk acara malam pembagian hadih anak-anak yang memenagi lomba dan pada malam tersebut juga acara hiburan karaoke untuk memeriahkan hari kemerdekaan di adakan.dalam hal karaoke memang saya tergolong yang paling jago dalam menyanyikan lagu dangdut dan sering kali saya yang menjadi MC juga peyumbang lagu pertama(maklum sering nyanyi di Radio Ratula waktu itu ha....ha....ha....)sore itu walaupun di sibuk kan dengan semua acara yang berlangsung namun di saat mata  melihat aisah dengan Abas bergandengan tangan timbul juga rasa cemburu,jengkel dan marah apalagi mereka seakan-akan sengaja menunjuk kan kemesraan mereka di depan saya.namun saya pendam saja semua kelukaan itu karena ketika itu saya berfikir toch saya dengan aisah sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa lagi pula saya tidak mempunyai hak melarang mereka.setelah semua acara selesai juga pembagian hadiah anak-anak yg memenangi lomba maka acara Karaoke kami mulai,malam itu sejujurnya jiwa saya teramat sakit sehingga lagu dangdut yang berjudul CINTA HITAM nyanyian Meggi Z mampu dendangkan dengan penuh perasaan sehingga  membawa saya semakin hanyut dalam kepedihan.apalagi di saat mata terpandang di tenggah-tengah kerumunan orang ramai dari panggung tempat saya berdiri itu,terlihat aisah menaiki motor sambil memeluk pinggang seseorang yang saya kenali,dia adalah bambang salah satu kawan saya.saya berkata di dalam hati Apakah kebebasan seperti ini yang aisah maksudkan sewaktu ingin berpisah dengan saya dahulu,kebebasan bermesraan dengan lelaki lain juga kebebasan yang tanpa batasan sehingga melupakan harga diri serta kehormatan.namun aneh nya kedua orang tua dia sama sekali tidak melarang tingkah laku anaknya bahkan terkesan mengizinkan,setelah puas berfikir baru saya tau rupa-rupanya aisah telah memberitahukan perpisahan kami kepada kedua orang tua nya.pantas saja sikap mesra kedua orang tua aisah dahulu kini telah berubah sama sekali kepada saya.menjalani hidup sehari-hari yang penuh dengan pancaroba juga kesakitaan yang tak juga kunjung padam,apalagi melihat aisah semakin liar selama dalam liburanya secara tidak sadar membuat saya mengambil keputusan untuk merubah ekonomi juga derajat dengan merantau ke negara MALAYSIA...... sebenarnya niat ini mulai saya rasakan setelah melihat dan mendengar tetangga desa saya ya itu Esther dan Ririn yang terlebih dahulu merantau ke tanah melayu( namun niat itu saya pendam di dalam hati saja).sewaktu saya baru lulus sekolah mereka berdua pulang liburan selama 1 bulan di indonesia,mas joni ayah esther sering bercerita di KUD tentang kesuksesan anaknya( mas joni salah satu staff KUD )bahkan beliau bilang kalau selama 2 Th di malaysia Esther bisa memgumpulkan uang sebanyak 30 Jt ( wah......uang segitu teramat banyak menurut saya,apa lagi sebelum krisis moneter kalau tidak salah awal th 98 )saya berfikir kalau perempuan saja yang segi fisik nya lemah bisa menndapat kan uang sebegitu banyak nya selama 2 th,apa lagi saya yng jelas-jelas lebih kuat karena telah terbiasa melakukan kerja berat dengan menjadi kuli di gudang. namun yang membuat saya rada grogi juga minder di saat mas joni berkata kalau selama mereka liburan,mereka hanya makan roti,keju serta susu saja,mereka bilang sudah terbiasa memakan makanan tersebut,karena itu makanan sehari-hari orang luar negeri,dan di luar negeri tidak ada nasi,kalau ada pun tempat nya teramat jauh dari asrama mereka, mendengar cerita mas joni tersebut otak saya mulai memberontak dan berbisik kira-kira apa ya saya kuat dan mampu bekerja kalau makanaya hanya roti padahal saya makan nasi aja satu piring penuh ha....ha....ha..(mengenang semua itu,saat ini membuat saya tertawa ha..ha...ha...)Setelah aisah kembaali lagi ke Bekasi bersama mbak mus,menjelang habis waktu mahgrib saya mendatangi rumah kedua orang tua aisah untuk meminta saran serta nasehat tentang keinginan saya merantau ke tanah melayu,perlahan-lahan saya ketuk pintu rumah beliau sambil mengucapkan salam,setelah beberapa saat si ibu membukakan pintu sambil mempersilahkan saya duduk,ada rasa canggung berhadapan dengan beliau apa lagi setelah beliau mengetahui hubungan kami telah terputus,sebenarnya saya juga merasa terpaksa datang dan meminta nasehat beliau,namun saya tidak punya pilihan lain karena selain mereka rasanya tidak ada lagi yang bisa saya ajak musyawarah.Untuk memecah kan kebisuan yang terjadi maka saya mulai bertanya: Pak...Bu sebelumnya saya meminta maaf jikalau kedatangan saya yang tidak terduga ini mengagetkan keluarga di sini,namun tujuan saya datang adalah dengan niat baik,saya hanya ingin meminta saran juga nesehat karena saya ingin merantau ke malaysia mendengar kata-kata juga keinginan saya yang tidak di sangka-sangka itu sejenak membuat mereka terkejut,dan setelah beberapa saat ibu menjawab kok tiba-tiba kamu punya keinginan itu ceritanya bagaimana?......saya jawab sebenarnya keinginan ini sudah lama saya pendam karena sebelumnya saya tiada keyakinan untuk melakukan nya,namun setelah semua orang yang saya sayangi pergi dan saya juga ingin merubah hidup saya maka keyakinan itu kini timbul kembali,apalagi sekarang ini tidak ada lagi yng perlu saya kuwatirkan.kali ini giliran bapak yang menjawab kalau memang itu sudah menjadi keputusan kamu kami mendukung apa lagi zaman sekarang mencari kerja juga teramat sulit di jakarta,ada baik nya kamu mencoba kemalaysia cuma pesan kami selalu berhati-hati dan solat jangan di tinggalkan,lha apa kamu punya biaya juga tau jalan nya?....saya jawab sapi dan tanah 1/4 peninggalan ayah akan saya jual sebagai modal,dan jalanya ikut pak Wagimin ( beliau adalah Agent dari daerah Prokimal desa suka jaya yang telah memberangkatkan Esther juga Ririn,waktu itu beliau buka praktek di Aries kali cinta ).
Setelah bertemu dengan bapak Wagimin dan menanyakan syarat-syarat ke malaysia juga besarnya biaya beliau mengatakan: ijazah,akte kelahiran,skkb,foto setengah badan 50 lembar dan lain-lain juga biaya nya sebesar Rp 4.500.000.00.mencari biaya yang teramat besar seperti itu dan belum lagi biaya keperluan sendiri,maka tanah dan sapi peninggalan ayah mulai saya jual berserta Tape deck satu-satu nya barang berharga yang ada di dalam rumah saya,setelah uang terkumpul sebanyak Rp 5 juta,maka saya serahkan biaya pemberangakatan saya kepada bapak wagimin seperti yang beliau minta dahulu Rp 4,5 juta dan yang RP 500 ribu sebagai pegangan saya,saat itu beliau bilang proses kesemuanya sampai berangkat sekitar satu bulan makanya saya berfikir selama di penampungan rasanya Rp 500 ribu itu mencukupi.
Maka mulailah perjalanan kami ( saya dan pak wagimin )dari lampung ke jakarta.kali ini tujuan kami jakarta utara terminal kampung rambutan,setelah sampai ke kampung rambutan kami menaiki angkot menuju ke daerah tebet( maaf klo tidak salah karena sudah lama jadi rada-rada lupa)setelah sampai kami menuju sebuah rumah kecil milik keluarga bapak ahmed( beliau berketurunan arab )rupa-rupanya saya di serahkan di sana karena menurut pak wagimin tugas beliau telah selesai dan untuk urusan selanjutnya saya di suruh mengurusnya sendiri itu pun setelah uang untuk biaya kemalaysia saya serahkan kepada beliau,mendengar hal itu tentu saja saya marah karena merasa di permain-mainkan dan saya bilang kalau bapak mau pulang silahkan tapi uang saya minta kembali karena saya benar-benar takut dan karena hanya itulah satu-satunya modal hidup saya,mendengar kata-kata saya itu ahirnya bapak wagimin mengalah dan malam itu kami di pindahkan ke rumah bapak yusuf ( beliau juga berketurunan arab serta Agent ke 2 )malam itu kami tidur di sebuah rumah sewa mereka bersama puluhan calon para TKW juga TKI,setelah beberapa saat baru saya tau rupa-rupanya agent petama bapak Ahmad ke dua bapak yusuf dan untuk bagian lapangan baru bapak wagimin,dan tentu saja uang yang telah saya serahkan kepada mereka telah di bagi-bagikan setelah di,potong biaya yang lain-lain nya,menurut perjanjian jikalau calon tenaga kerja membatalkan pemberangkatan,maka uang yang di kembalikan hanya setengah saja.malam itu sempat juga saya ngobrol-ngobrol dengan para calon TKI juga TKW,namun yang membuat saya jadi lemah juga merasa menyesal setelah mereka berkata.bahwa mereka telah menunggu pemberangkatan ke luar negeri sehingga 4 bulan bahkan ada yg mencapai 1 th.seperti tidak percaya mendengar nya namun karena bukti ada di depan mata maka mau tidak mau saya mempercayai nya.malam itu saya bilang ke pak wagimin kalau sampai janji bapak tidak terlaksana dan saya kena tipu maka bapak akan saya laporkan ke kantor polisi.dari mula-mula sebenarnya saya sudah  merasakan keganjilan,masa calon TKI di saat mau kejakarta di suruh membiayai ongkos kendaraan pak wagimin,jadi gunanya biaya yang saya berikan kepada beliau itu untuk apa kalau bukan untuk membiayai semua proses pemberangkatan saya ke luar negeri.......
Menjelang pagi pak wagimin pamit pulang sementara saya masih lagi menunggu di penampungan dan tidak tau sampai kapan,menunggu dan menunggu genap 2 hari tiada juga keputusan bahkan pak yusuf pun tidak kelihatan batang hidung nya,maka saya memberanikan diri mendatangi rumah beliau dan kebetulan rumah beliau tidak jauh dari penampungan tersebut,saya tanyakan kapan saya harus memulai proses dokumentasi nya,beliau menjawab pagi besok kita cari PT yang akan memberangkatkan Ente ( logat arab ) mendengar kata beliau itu saya semakin menjadi binggung,lha saya ini sebenarnya udah masuk PT atau belum?......atau baru sampai agent?.... rupa-rupa nya setelah saya tanyakan hal ini kepada beliau baru beliau berkata: saya ini pun hanya agent no 2. rasanya mau meledak dada saya bahkan terfikir kalau memang saya benar-benar kena tipu,sebelumnya saya sering sekali mendengar banyak calon tenaga kerja luar negeri yg tertipu oleh Agent palsu.Menjelang pagi hari saya bersama 5 orang calon TKI di hantar ke sebuah PT tenaga kerja bernama PT  KMS di daerah jakarta selatan,kalau tidak salah dekat tanjung Priok,saya lihat di sana ada ratusan calon TKI dan TKW yang baru datang menaiki bus dari berbagai-bagai daerah,mulai terselit sedikit rasa yakin melihat semua itu,setelah menunggu beberapa ketika kami di hantar ke penampungan PT KMS di daerah Bogor Cileungsi untuk melihat keadaan penampungan di daerah tersebut juga menjalani interveu,karena di kabarkan hari itu akan ada Agent dari Malaysia yang melakukan Interveu kepada calon tenaga kerja.kami di tinggalkan oleh bapak ahmad dan beliau bilang kalau nanti sore akan di jemput setelah kami selesai interveu.memasuki pintu gerbang sebuah gudang besar yang di sewa PT KMS sempat juga terselit rasa ngeri,entah mengapa saya rasakan tempat tersebut agak angker,namun memikirkan biaya yg telah saya gunakan maka saya nekad melangkah kan kaki memasuki sebuah pintu gerbang besar dan tinggi di depan kami,deritan suara pintu yg menandakan betapa lama nya bangunan tersebut telah menyambut kami yang di landa kebimbangan,namun setelah melihat ke dalam terbersit sedikit kegembiraan karena saya lihat di halaman dan di dalam gudang ternyata di penuhi ratusan orang yang bersesak-sesakan sibuk untuk Intervev,saya dapat melihat wajah-wajah asing yg mengelilingi saya juga penuh dengan keletihan,saat itu hati saya berkata mungkinkah mereka juga merasakan ketidak pastian seperti apa yang saya rasakan saat ini....................................


mungkin ada bingung membacanya,perasaan itu sama dengan saya saat itu...........tunggu yg ke ( 8 )

18 Desember 2009

Pedih itu kekal ada ( 6 )

Dan berawal dari sebuah ketidak sengaja'an,saya menyuruh mas tukang ojek untuk berhenti di sebuah warung di pinggir tikungan,saya bilang sama mas tukang ojek saya mau membeli rokok,padahal dalam hati saya mau nanya rumah kakak dimana ( untung akal bulus bekerja secara energik ya ha...ha...ha... ) e....e....rupanya mendengar pertanyaan saya si penjual malah berlari dan menangis memeluk saya...ya itu kakak ku ( maklum setelah lama tidak bertemu saya telah pangling dan untung kakak tidak )kami berpelukan,saling menangis melepas kan semua kerinduan,melihat semua yang terjadi di depan mata si tukang ojek dengan penuh keheranan bertanya kepadaku,lho mas katanya mau beli rokok tapi ini ko.....?tanpa sempat meneruskan kata-katanya, ahirnya dengan perasaan malu saya menceritakan kalau itu kakak saya,dan terus terang saya baru kali ini ke wonogiri setelah melakukan perjalan jauh dari sumatra,untung sempat juga saya meminta maaf kepada si tukang ojek karena telah membohongi beliau dan sebagai tanda terima kasih saya ongkos yang tadinya hanya Rp 6000 saya tambahi menjadi Rp 8000 he...he...he....
kami bertanya kabar juga berbagi cerita selama bertahun-tahun tidak bertemu,rupa-rupanya kakak ku telah mempunyai kehidupan yang agak mapan,suami seorang guru SD,kakak sendiri mengusahakan warung keperluan dapur dan telah di karuniai dua orang momongan yang cantik juga ganteng.melihat kebahagian mereka timbul perasaan bersyukur karena salah satu darah daginga ayah hidup dalam kemakmuran.
saya juga bertemu dengan ibu kakak atau istri pertama ayah,karena rumah mereka bergandengan,walau pun ibu sudah tua tetapi dari garis-garis wajah beliau menunjuk'kan,kalau di waktu muda ibu sangat cantik.
saat kami berkumpul setelah solat mahgrib bersama,kakak menanyakan penyebab kematian ayah dan juga meminta maaf karena tidak bisa datang di saat pengebumian ayah setelah menerima telegram dari ku dahululu,Alasan beliau karena belum tau sumatra juga anak-anak yang masih kecil.
menceritakan semua peristiwa yang berlalu sempat membuat titisan air bening membayang di mata kami,karena segala kepiluan itu tiba-tiba datang kembali meluluh ratakan jiwa kami,sempat juga emosi menguasai jiwaku mendengar jawaban yang pada ku terlalu sederhana dari kakak,namun untung fikiran waras kembali menguasai.toch kalau hal itu ku permasalah kan,gak bakalan juga waktu mampu berputar kembali.jujur aku merasa tentram berdekatan dengan kakak bahkan terkesan kerasan hidup disebuah pegunungan dimana setiap aku menatap,ketinggian juga kehijauan terbentang luas menghapar bagai lautan.sambutan beliau pada ku saat itu kurasakan sangat memuaskan,tidak seperti di solo tempat Bude harjo,di sini kakak sering kepasar mencari barang dagangan dan setiap kali pulang pasti membawa jajan pasar juga ikan untuk lauk makan sekeluarga.ibu dan suaminya juga makan bersama kakak jadi kalau saat nya makan pasti rame karena mereka satu dapur,ya kelihatan rukun dan damai.di wonogiri kakak juga memelihara sapi juga kambing,karena setiap hari kerjaan saya hanya makan dan tidur,maka timbul juga perasaan sungkan kepada kakak dan mas ipar,,untuk mnghilangkan perasaan itu maka apa yang mampu saya lakukan adalah dengan meringan kanbeban pekerjaan beliau,antaranya mencari rumput untuk sapi juga kambing,menimba air memenuhi bak mandi,atau juga mencuci piring serta menyapu halaman dan juga mengepel lantai,semua pekerjaan itu hampir tiap hari menjadi rutinitas ku sampai hampir 1 bulan 1/2.kawan-kawan juga semakin bertambah dikarenakan saya tergolong pinter dalam sepak bola,maka kami sering keluar daerah mengadakan perlawanan persahabata  sepak bola sebagai aktivitas kami.di saat ketentraman dan juga kedamaian mulai saya rasakan,tiba-tiba kembali dan kembali cobaan datang menguji kesabaran juga ketenagan yang baru sesaat saya rasa kan.siang itu anak almarhum pakde tiarso ( pensiunan AL ) mas anto dan Mas Daud yang datang dari cirebon/semarang pergi ke desa,seperti biasanya kalau di tempat kerja mereka lagi libur,pasti mereka main kedesa sebagai aktivitas liburan,maklum lah di kota tentunya mereka tidak mungkin mendapatkan ketenagan seperti di desa. ( mereka keponakan ibu kaka ku/saudara sebelah ibu dan berarti dengan saya tiada hubungan dan mereka tergolong dari keluarga yang mampu karena orang tua pensiunan AL )karena kamar yang biasanya mereka tempati telah saya gunakan semenjak saya datang dahulu,maka oleh kakak mereka di berikan sebuah kamar yang lain,tetapi tidak sebagus kamar yang saya tempati,sore itu setelah mandi saya mulai merasakan kelainan pada sikap kakak,ibu berserta keluarga yang lain,sikap yang pada mulanya teramat ramah mulai menjadi dingin,bahkan terkesan acuh tak acuh kepada saya.ada kalanya saat mas anto dan daud berjalan-jalan menghirup udara pegunungan sering kali mereka mengiringi dari belakang layak nya seorang pembantu mengikuti juraggan atau sang raja di ikuti para abdi dalemnya,satu sebab yang  membuat hati saya tergores ialah,mereka menjamu tamu agung mereka dengan memotong ayam jago sebagai tanda sambutan,(padahal mereka sering main kedesa)tetapi ketika pertama kali saya datang,saya tidak pernah mendapat kan sambutan seperti yang mas anto dan daud dapatkan,mereka menyambut saya dengan ala kadarnya walaupun setelah bertahun-tahun kami tidak bertemu(apa karena mereka dari golongan berada,apa karena mereka saudara,apa karena kemiskinan saya dan apakah saya hanya di anggap penumpang pada mata mereka,yang sewaktu-waktu bisa di panggil tapi juga bisa di usir sesuka hati bagaikan membuang segenggam sampah yang tidak berarti) demikian suara hati saya berkata,secara perlahan-lahan mulai lah perasaan rendah diri kembali menyiksa,menghantui segenap langkah-langkah kepedihan. ( rupa-rupanya pangkat,harta juga permata menjadi pedoman di hati mereka ),ada kalanya saya ingin bergaul dan bertanya kabar kepada mas anto juga daud,akan tetapi mereka sepertinya sengaja menghindar(atau memang sengaja tidak mau mengenal saya)saya tanya ke kakak juga ibu jawaban mereka pun agak menjengkelkan di telinga saya.maka pada malam itu saya dengan perasaan sedih ( tetapi kepedihan itu tertutupi oleh senyum pahit )saya bilang ke mas anto dan daud.mas kalau anda mau menempati kamar yang saya pakai silahkan saja,krn di kamar yang satu agak dingin ( klo mlm kabut turun,krn di pegunungan ) dengan menjawab secara basa-basi mereka berkata dengan raut wajah penuh kemenangan lha kamu mau tidur di mana? saya jawab saya biasa tidur di ruang tamu sambil nonton TV mas,demikin jawaban saya,padahal selama saya tinggal di rumah kakak belum pernah sekali pun saya tidur di ruang tamu,sejenak hati juga berkata:semua ini saya lakukan karena saya ingin tau sejauh mana sikap acuh-tak acuh mereka kepada saya,apakah dengan menyerahkan kamar kepada tamu agung mereka sikap mereka keesokan harinya bisa berubah menjadi baikseperti sedia kala.

Maka dengan perasaan yang bercampur-baur saya bentangkan sebuah tikar pandan dan sebuah bantal sebagai alas tidur yang jelas-jelas tidak mampu melindunggi saya dari kabut kedinginan.saya rebahkan badan di ruang tamu itu dan hanya berteman kan kabut malam yang menggigit tulang,walau pun mata melihat,tapi nyatanya siaran TV itu tidak masuk dalam otak saya,ya.......pandangan kosong yang menerawang memenuhi segenap fikiran yang tiada penghujungnya.seketika kerinduan kepada ayah menyeruak di sela-sela Air mata yang membasahi pipi hingga membuat saya berfikir,tentu ayah juga merasa kedinginan tidur sendiri di dalam perut bumi tanpa kawan dan teman yang menemani.menjelang kokok ayam jantan bersahutan dan sayup-sayup suara azan berkumandang,cepat-cepat saya mengambil Air wudlu dan mengerjakan solat subuh untuk menutupi mata yang merah karena semalaman tidak bisa melelapkan mata.pagi itu saya lihat senyum kakak dan ibu serta keluarga kembali seperti biasanya,ada perasaan gembira tapi juga sedih,gembira karena mereka telah kembali baik seperti sedia kala dan sedih karena pada anggapan saya,saya tiada artinya pada mereka.Setelah 4 hari mas anto juga daud menginap di desa,maka pada pagi itu mereka berpamitan pulang dengan membawa oleh-oleh yang di sediakan kakak juga ibu dan keluarga di desa.saat itu hati saya telah tawar untuk tinggal lebih lama dengan kakak,setelah mereka pulang di saat para keluarga masih berkumpul saya pun nekad pamitan sambil berkata: mbak,mas ibu dan semua,sebelum nya saya memohon maaf jikalau selama saya di sini merepot kan juga membuat salah kepada keluarga semua,karena tujuan saya kesini adalah untuk menyambung tali silaturahmi dan bertemu keluarga semua telah terwujud,maka besok pagi saya pamit pulang kesumatra.( sebenarnya hati dan jiwa saya teramat pilu juga sayu mengatakanya,bahkan hampir saja air bening menetes menahan semua kekecewaan ) setelah mendengar niat dan kata-kata saya yang datang secara tiba-tiba,tentu saja membuat mereka teramat kaget apalagi kakak,maka kakak bilang kalau kamu tinggal di sumatra mau sama siapa? kan mendingan di sini saja ada keluarga,kata kakak sambil menagis,untuk menutupi penyebab kepulangan saya maka saya bilang;saya mau cari kerja di jakarta kak,disana ada kawan yang bisa membantu.demikian lah jawaban saya. akhirnya dengan perasaan berat kakak merelakanya,dan seketika itu juga terkeluar kata-kata kakak,o.....ya selama kamu datang kamu kan belum tak potongkan ayam jago to?........saya hanya tersenyum kecut mendengar kata-kata beliau itu seraya hati saya berkata kesadaran yang sudah terlambat. menjelang pagi saya di temani kakak juga mas ipar( mas ipar mas kamino namanya) manaiki motor menuruni pegunungan menuju pasar eromoko wonogiri, dan setelah itu mereka juga menghantar saya sampai solo,sebenarnya niat kami adalah untuk pamitan kepada bude harjo berserta semua keluarga di solo,tetapi tanpa di sangka-sangka  mbak marsiah anak bude harjo yang tingal satu rumah babaran/melahirkan,jadi mau tidak mau saya harus menginap satu malam sekedar untuk berbasa-basi saja.akan tetapi kakak dan mas kamino terpaksa harus pulang hari itu juga karena pada keesokan harinya mas kamino harus tugas di sekolah yang menjadi tempat beliau bekerja.sebelum mereka pulang,saya telah di beri uang saku oleh mas kamino sebesar Rp 150.000 untuk ongkos perjalan juga jaket tebal sebagai pelindung dingin,saya hantarkan kakak dan suaminya sampai kesebuah tempat menunggu bus yang tersedia di pinggir jalan,tidak berapa lama kemudian bus yang di tunggu-tunggu pun muncul tepat berhenti di depan kami,setelah berpelukan dengan mereka sebagai tanda perpisahan,maka bus yang mereka naiki mulai merayap meninggalkan saya bersama lambaian yang hilang di telan kegelapan senja kota solo.Menginap dan melalui satu malam di solo rasanya bagaikan setahun,krn saya tidak mempunyai kenalan juga teman ngobrol,bahkan saya merasa telah menjadi orang asing di rumah bude,setiap tatapan para tetangga yang menuju ke arah saya seakan-akan menyelidiki''siapa saya''untung saja Mas Nur( menantu bude harjo,beliau pernah kelampung sebelum almarhum ayah meninggal ) menemani dan membawa saya kerumahnya,dan di rumah beliau yang cukup bagus(menurut saya waktu itu) ternyata mas Nur dan istrinya telah menyediakan makanan yang tentunya taramat jarang dapat saya nikmati,nasi berlaukkan daging ayam goreng serta sayur juga minuman Teh es.setelah selesai makan dan ketika kami duduk-duduk di ruang tamu rumah beliau,saat itu juga mas nur membuka pembicaraan seraya berkata;Dik kamu jangan kaget ya,kalau melihat atau merasakan sambutan saudara-saudara tidak memuaskan hati mu,ya.....ini lah sejatinya para saudara di solo,mereka lebih melihat seseorang dari hartanya dan kedudukanya dahulu, kata mas nur sambil meneruskan ceritanya dulu juga sewaktu saya melamar anak bude mu ini,saya ini sangat miskin malah sering di hina oleh para saudara tetapi saya diamkan saja,dan karena hinaan itu saya nekad mendirikan usaha sewa tarub berserta perlengkapan hajatan,dan hasilnya kamu bisa melihat sendiri,saya sekarang bisa bikin rumah serta menyekolahkan anak-anak sampai perguruan tinggi,dan baru sekarang mereka mengakui saya kerabat mereka.saya yakin dan faham tentunya kamu juga merasakan kesakitan itu dan juga pasti teramat kecewa,tapi ingat ya.....keluarga kami tidak pernah melihat persaudaraan itu dari kemewahan nya,karena kami juga dahulunya dari golongan yang kurang mampu.kata beliau sambil mengakhiri cerita nya.setelah mendengar semua cerita beliau itu,malahan membuat hati saya menjadi sangat terharu dan berbisik di dalam hati setatus beliau hanya lah menantu,tetapi beliau bisa menghargai saudara-saudara sebelah istrinya,sedangkan saudara-saudaraku sendiri malah bersikap seperti itu.Sebelum saya pulang,beliau memberi hadiah sebuah Amplifier (sebuah alat untuk sound sistem ) karena saat itu beliau menyarankan saya agar membuka usaha seperti yang beliau lakukan karena prospek nya sangat bagus.pada keesokan paginya saya di hantar oleh salah seorang saudara menuju terminal bus TIRTONADI solo,setelah membeli selembar karcis dari sebuah loket bus,saya duduk di sebuah warung sambil memesan segelas teh panas sebagai penghangat perut yang dari pagi belum terisi berserta dua potong tempe goreng sambil menunggu bus yang akan membawa saya pergi kesebuah kota di tempat sang buah hati bekerja.ya.....kota bekasi tujuan nya.setelah menunggu lebih kurang satu jam bus yang ditunggu-tunggu pun muncul,secara perlahan-lahan bus yang membawa saya mulai merayap meninggal kan kota solo jawa tengah,sebuah kota yang mulanya menjanjikan ketenangan dan ketentraman tetapi rupanya penuh dengan kesombongan dan keangkuhan.karena terfikirkan pesan bakal ibu mertua dahulu,( bagi anda yang mengikuti catatan saya pasti tau)disamping ingin membuat surprise pada sang pacar,maka saya sengaja tidak memberi tau kan kedatangan saya kali ini.

Kebetulan waktu itu pun hampir memasuki pertengahan bulan Agustus th 1998,yang mana setiap bulan agustus doi ku ( aisah ) dengan kakak nya akan pulang ke lampung untuk menyambut hari kemerdekaan serta melepaskan kerinduan kepada sanak-saudara di kampung halaman.saat lonceng pintu kembali kutekan,dari dalam terdengar langkah-langkah kaki mendekati pintu gerbang rumah besar itu,di saat sepasang mata mengintai dari sebuah lubang pagar seketika juga terdengar jeritan seorang perempuan,rupa-rupanya mbak mus ( nama calon kakak ipar )yang datang menyambutku.Seperti kebiasaanya saya di bawa ke kamar Bik Ipah (beliau pembantu di rumah itu)agar bisa istirahat juga mandi setelah beberapa hari hanya mencuci muka setelah melakukan perjalanan jauh.bik ipah sangat baik orangnya beliau berumur dalam lingkungan 48 th dan berasal dari Temanggung jawa tengah dan telah 5 th bekerja di rumah majikan mbak mus tersebut.Ku akui saat itu mbak mus sudah seperti kakak ku sendiri,dimana saya bisa curhat tentang segalanya tanpa tedeng aling-aling atau menutup-nutupi serta tanpa ada rasa sungkan dan segan,beliau sangat baik ke pada ku, karena mungkin saat itu beliau juga beranggapan bahwa saya kelak memang akan menjadi adik iparnya,jujur saja saat itu pun saya merasakan perasaan yang sama,dengan penuh keyakinan saya beranggapan adiknya Aisah pasti bakal menjadi pendamping hidup saya dalam mengharungi onak dan duri kehidupan bersama-sama.setelah saya mandi dan makan mbak mus mulai bertanya tentang keadaan di jawa bagaimana,tanpa ada rasa segan dan yang di tutup-tutupi.mulailah saya ceritakan semua kesakitan dan juga sambutan saudara-saudara selama 1 bulan 1/2 di jawa tengah,kembali.....dan kembali....... nasehat yang sering terdengar di telinga ku keluar dari mulut beliau sabar dan tawakal...........saja dalam menghadapi ujian Allah.setelah semua rasa sakit yang terpendam selama ini bisa ku keluarkan melalui curhat pada mbak mus,terasa juga bebanan yang kutanggung agak berkurang.siang itu mbak mus memberi tau kan keberadaan ku kepada aisah doi ku,dan si adik bilang sore nanti akan datang sekalian bersiap-siap mau pulang ke lampung pada esok lusa,karena saat itu dia juga telah memohon cuti selama sebulan untuk menyambut hari kemerdekaan di kampung sekalian melepaskan kerinduan kepada sanak saudara juga orang tua.
Ada perasaan berdebar-debar juga kerinduan yang menggunung saat menunggu kedatangannya sore itu,bahkan hati merasa tidak sabar ingin cepat bertemu dengan dara pujaan (bagi yang pernah pacaran pasti merasakan perasaan yang sama),namun sampai jam 4.00 pm belum juga bayang-bayang nya kelihatan,kuputuskan untuk solat asar agar hilang rasa gelisahku,sayup-sayup terdengar pintu gerbang belakang di ketuk oleh seseorang dan kemudian terdengar suara riuh rendah suara mbak mus dengan salah satu suara yang telah ku kenali bahkan teramat ku nanti-nanti.....ya....itu suara Aisah Doi ku.
setelah selesai semua kewajiban pada sang pencipta,saya bergegas menuju ke sebuah kursi yang terdapat di sebelah dapur belakang,ya.... itu tempat nongkrong orang-orang kelas bawah'an seperti kami saat berkumpul.namun segala impian untuk melihat senyumnya yang manis,polah tingkah nya yang melucukan juga kata-kata nya yang manja punah seketika,karena yang ada hanyalah senyum sinis,bahkan tiada lagi pelukan yang saya dapat seperti biasanya setelah lama tidak bersua,tetapi hanya mendapatkan huluran tangan penuh kemunafikan.melihat dan merasa semua kejanggalan itu tentu saja hati saya tertanya-tanya Ada apa lagi ini ?..... setelah menjelang malam barulah Aisah memanggil saya dan kami berjalan menuju kursi di tempat biasa,Bagai kan halilintar di siang hari saat mendengar kata-kata yang terucap dari bibir lembutnya itu Mas aku minta putus sungguh suatu kata yang jelas,padat singkat juga bagaikan godam besi yg meluluh rata kan isi jantungku.merasa tidak bersalah juga penasaran penyebab niat nya itu,maka saya menjawab kamu minta putus dengan tiba-tiba sebab nya apa?...apakah saya salah dalam berkata-kata juga bertindak?.......dia hanya menjawab Mas tidak bersalah,sebab saya minta putus karena sudah tidak ada cinta lagi didalam hati saya dan juga saya ingin bebas.mendengar jawaban yang teramat menyakitkan itu sejenak membuat lidah saya kelu untuk berkata-kata,kembali saya bertanya kamu bilang ingin bebas apakah selama ini saya mengekag kehidupan mu?......kamu di bekasi saya di lampung dan hanya pada bulan agustus juga hari raya kita ketemu apakah itu di katakan mengekang padahal waktu mu banyak yang di perantauan. mendengar semua pertanyaan saya  Aisah hanya diam seribu,bahasa namun sebelum kami beredar dari kursi itu saya sempat berpesan:coba kamu fikirkan semasak-masak nya dulu tentang niat kamu itu,karena kita pacaran juga bukan baru kemaren bahkan telah mencapai 4 tahun dan orang tua serta para tetangga telah mengetahui hubungan kita,namun jikalau putus itu bisa membahagiakan kehidupan mu saya dengan terpaksa merelakanya,namun seandainya dalam petualangan mu mencari cinta baru nanti dirimu terluka juga tidak bahagia dan kamu ingin kembali kepadaku,tentu kamu tau dimana harus mencariku karena dengan segala kerelaan,pasti saya akan menerima mu kembali.demikian kata-kata naif yang keluar dari mulut saya.sebenarnya masih terlalu banyak pertanyaan yg ingin saya pertanyakan namun hati saya merasa sudah tidak sanggup lagi menerima kesakitan itu, Dia yang selama ini menjadi tonggak kekuatan ku,dia yang selama ini memberikan ketenangan dan dia yang sering memberikan dorongan tiba-tiba saja menyingkirkan saya,semudah membalikan telapak tangan.ternyata benar kata orang-orang di kampung,jakarta bisa merubah painem menjadi sinta,jakarta bisa merubah ibrahim menjadi Bram juga jakarta bisa merubah gadis desa dandananya mengalah kan Madona.dulu dia gadis desa yang belum mengenal make up atau reponding,dulu dia gadis desa yang tidak tau gemerlapnya kota jakarta dan dulu dia gadis desa yang berbusana rapi tidak menampak kan belahan dada.kini semuanya berubah 180 derajat karena kini ternyata:Rupa,pangkat,derajat,martabat juga emas intan dan permata menjadi syarat mutlak untuk mendampinginya.Kembali dan kembali kurasakan ujian datang bertalu-talu dan seakan-akan kepedihan belum juga mau keluar dari jalan hidupku,hampir juga keputus asa'an mewarnai tetapi Allah maha adil,karena masih juga kesadaran mengatasi semua kesakitan,Malam itu mataku sukar ku lelapkan karena hati masih juga belum bisa menerima sebuah kenyataan pahit,sempat juga terfikir untuk pulang ke lampung sendiri pada esok hari karena tidak tahan melihat tingkah dan prilaku aisah yang menjengkelkan,namun ku urungkan demi memenuhi amanah ibu mereka agar aku melindungi saat mereka pulang mudik,karena pada kebiasaanya semua angkutan umum penuh sesak juga kejahatan berleluasa.Setelah sampai pada waktu yang telah ditetapkan yaitu bulan agustus th 1998.kami mulai meninggalkan rumah besar majikan mbak mus menaiki mobil mikrolet angkutan umum menuju ke terminal bekasi.setelah semua urusan pembayaran dengan salah seorang agent bus terselesaikan,kemudian kami menaiki sebuah bus yang penuh sesak oleh para penumpang yang ingin pulang mudik dan tidak kebagian jatah kursi.sebenar nya mereka mau menanggung ongkos perjalanan saya,namun dengan baik saya menolak karena saya tidak mau di belakang hari nanti timbul hal-hal yang tidak saya inginkan,lagi pula saya masih mampunyai uang untuk ongkos yang di kasih mas kamino dahulu.secara pelan dan pasti bus yang kami naiki mulai merangkak meninggalkan kesibukan kota metropolitan,sebuah kota yang mampu merubah seorang gadis desa menjadi primadona.
Dan selama dalam perjalanan itu,mulut kami masing-masing terkunci dan hanya kebisuan serta bau keringat para penumpang yang kepanasan mewarnai perjalanan itu,sebuah perjalanan yang menuju kesebuah tujuan yaitu pelabuhan MERAK sebelum menaiki kapal feri menuju ke pelabuhan BAKAHEUNI lampung selatan...........




To be contiuned............. sabar ya semuanya.................

15 Desember 2009

Pedih itu kekal ada (5)

Menunggu kiriman dari kakak di wonogiri yang tak kunjung tiba telah membuat hati saya makin menjadi resah, dalam benak saya berfikir apa ya mungkin uang Rp 70.000 ini bisa mencukupi segala keperluan selama sebulan PKL....? dengan semua beban yang kian meningkat tanpa sadar sore itu saya memberani kan  diri ke rumah anak paman dengan amat terpaksa di daerah komi kotabumi ilir ( mbak yanti namanya adik mbak odah yang paling miskin karena suaminya hanya bekerja sebagai penarik beca,juga rada di pinggirkan oleh saudara yang lain karena kemiskinanya )siang itu sepulang sekolah saya bertamu ke rumah beliau dan untung nya suami mbak yanti ( mas menggong namanya )juga baru pulang istirahat dari menarik beca, tanpa basa-basi dan tedeng aling-aling saya mengutarakan semua maksud dan tujuan,dengan penuh perasaan belas kasihan mas menggong bilang ( sebenarnya kami juga ingin membantu le...tapi kamu juga kan bisa mellihat keadaan kami yang seperti ini,mana harus juga menyekolahkan keponakan mu lagi,dan terus terang kalau kami kamu suruh membantu dari segi keuangan kami tidak sanggup tapi kalau kamu mau saya ada jalan keluarnya.) saat mendengar solusi yang di tawarkan terbersit sedikit harapan,kerena juga sebelum nya saya tidak terlalu berharap dengan segala bantuan beliau, karena membayangkan kesusahan hidup yang telah  mereka lalui itu.
mas menggong berkata; (kalau kamu mau tidur di sini selama PKL mu,kami sanggup menampung juga menanggung makan minum mu walau pun ala kadarnya ),akan tetapi di karenakan jarak yang agak jauh antara rumah mas menggong dengan tempat praktek,maka saya harus berjalan kaki menyusuri semak dan kebun orang,mencari jalan pintas agar bisa dan cepat sampai ke tempat praktek sebelum jam 07.00,perjalan yang memakan waktu setengah jam saya jalani setiap hari dengan penuh kesabaran juga kesyukuran, dikarena kan Allah telah meringan kan bebanan yang harus saya tanggung,biasanya menjelang subuh saya telah keluar dari rumah setelah sarapan yang di sediakan mbak yanti juga ponakan-ponakan yang kian membesar,menjalani dan juga mengetahui keikhlasan mereka membuat saya berfikir,apakah sombong,angkuh itu hanya ada pada orang-orang berada,karena buktinya keluarga mas menggong yang hidup dalam kedaifan pun sanggup menampung saya,tetapi mereka yang berada ........?(rumah mas menggong hanya mempunyai dua kamar dan satu telah saya tempati,otomatis kamar yang satu lagi di gunakan beliau bersama istri dan ke tiga anaknya.)
satu perkara yang membuat saya teramat kagum pada keluarga ini ialah,mereka rukun,tentram damai dengan anak-anak yang penurut juga pinter-pinter dalam mata pelajaran juga mengaji,dan selama sebulan saya merepotkan mereka,belum pernah sekali pun terdengar kata-kata yang menyinggung atau menykitkan perasaan saya.
Terima kasih mas Semoga allah membalas segala kebaikan kalian,dan tunggu lah kepulangan saya dari perantauan karena pasti saya akan memberikan hadiah yang tidak pernah kalian sangka-sangka
saat praktek PKL telah sampai pada penghujung nya,pengawas kami bapak junaidi berkata,karena pihak perusahaan hanya bisa menampung selama satu bulan,sedangkan praktek kerja lapangan kalian adalah tiga bulan,maka kalian harus melanjutkan nya ketempat lain,kalian bisa memilih pada daftar tempat praktek yang tersedia.mendengar itu sontak saya berdiri dan dengan suara yang agak lantang saya menjawab,pak....kami memilih praktek di coca-cola karena memang kami tau praktek nya hanya sebulan dan walaupun berat kami sanggup menjalani nya,rasanya tidak adil dong kepada kami.saat semua kelompok tidak ada yang mau praktek disini dan memilih di tempat yang ber AC,tp setelah apa yang kami lalui akhirnya kami harus juga ketempat lain,mungkin untuk mereka yang sekolah nya di tanggung oleh orang tua perkara itu bukan suatu masalah,karena kapan pun dan dimana pun mereka bisa meminta uang untuk biaya PKL,tapi bagai mana dengan saya.......? untuk meneruskan sekolah saja,saya harus membanting tulang ini pula harus PKL coba bapak fikir....Mendengar semua kata-kata saya bapak junaidi hanya diam tidak berkata,setelah beberapa saat beliau akhirnya memutuskan, begini saja,selama dua bulan ini,kalian jangan kesekolah atau main ketempat kawan-kawan praktek kalian,karena kalau sampai pihak sekolah atau kawan-kawan kalian tau,takutnya mereka megadu kepada kepada pihak sekolah dan setiap satu minggu sekali,kalian wajib lapor ke pihak coca-cola,biar nanti bapak urus dan ngomong kepada kepala bagian juga manager nya.mendengar jawaban beliau kami semua bersorak gembira dan saling berpelukan,gimana tidak,kerana selama dua bulan berarti kami bisa liburan sekolah di rumah dan untuk saya pribadi berarti,ini kesempatan untuk bekerja mencari uang demi keinginan yang telah sekian lama terpendam,ya itu  bertemu kakak di wonogiri karena telah sekian lama tidak bertemu.
lima hari sesudah habis PKL saat saya melakukan rutin harian dengan bekerja tiba-tiba saya mendapat satu surat dari pak pos berisi Wesel sebanyak RP 150.000 dari kakak di wonogiri,dengan tersenyum kecut antara gembira dan juga sedih saya terima wesel itu menegadah kan tangan brsyukur kepada Allah,gembira karena ternyata kakak masih menerima saya dan sayang pada saya,sedih karena sebelum nya saat PKL saya harus menelah air liur di saat melihat orang lain bisa makan dengan tanpa rasa beban di karenakan mereka mempunyai uang. ya jadinya kiriman sampai sesudah habis praktek ha....ha...ha...
Waktu yang di tunggu-tunggu akhirnya sampai juga,setelah tiga tahun bersusah payah dengan berbagai coba'an dan kesakitan,sirna saat menerima segulung ijazah SMEA N 2 KOTABUMI. ya.....saya dinyatakan lulus walau dengan Nem yang pas-pas'an maklum ndak pernah belajar ha.....ha...ha... ada sedikit air mata bening yang mengganjal di kala menerima ijazah itu,sejenak terbayangkan wajah ayah tercinta yang tersenyum kepuasan melihat kejayaan saya,karena memenagi sebuah pertarungan yang teramat dahsyat.
sepulang sekolah saya ke makam ayah membawa segulung ijazah dengan harapan beliau ikut merasa kegembiraan yang saya kecapi,saya bersimpuh di depan gundukan tanah yang tidak lagi memerah seraya berbisik;ayah ananda telah memenangi pertarungan ini berkat bisikan mu melaui segala erangan di saat ajal akan menjemput mu itu,ananda kini mampu membuat mu tersenyum dengan kejaya'an ini,ananda tidak memerlukan seorang ibu karena ayah telah mampu memberikan kasih sayang itu,ayah damai lah dirimu di tempat istirahatmu serta doa kan ananda agar dalam ananda melangkah tidak terkhilaf hingga mengecewakanmu,ayah sampai kapan pun dirimu akan kekal hidup dalam jiwaku juga bakal keturunanmu, akan ananda ceritakan kepada mereka,betapa mulia nya dirimu,akan ananda ceritakan kakek mereka adalah pahlawah yang tiada cacat dan cela,akan ananda ceritakan bahwa kau lah ibu dan kaulah ayah ku, I lOVE U FATHER.
Dunia persekolahan telah saya tinggalkan,malam  itu saya datang kerumah ibu pacar ku aisah yang telah juga ku panggil bapak dan ibu,untuk pamit bertemu kakak di wonogiri karena teramat kangen,beliau sempat berpesan,Nanti di usahakan mampir dulu di tempat kerja adik mu aisah ( beliau membahasakan pacar ku adik)  dan lihat gimana keadaan nya,karena bulan depan adalah bulan agustus biasanya adik mu pulang kalau bisa kamu juga di wonogirinya jangan lama-lama jadi bisa pulang bareng adikmu,takut musim mudik begini banyak orang yang jahat dan kalau ada lelaki nya kan ada yang melindungi,demikian lah pesan beliau kepada saya.
Maka sebuah perjalan yang panjang mulailah saya tempuhi,sebuah perjalanan yang kembali mengingatkan pada zaman dulu saat saya baru kelas 4 SD barsama ayah.sebagai anak desa yang baru pertama kali menginjak kan kaki kesebuah kota sebesar jakarta,membuat saya tersangat kagum dengan kemegahan bangunan-bangunan yang berderet,serta ketinggian bangunan ibu kota.namun sering juga terlihat sangat kontras,apabila segala kemegahan itu terselit para penghuni yang memenuhi jalanan,mencari nafkah tanpa menghiraukan panas terik matahari atau bahkan hujan yang mengguyur demi sebuah kehidupan,ada pedagang kaki lima,ada pak sopir dan kernet yang menjerit mencari penumpang,ada pemulung,ada pengemis,ada anak-anak kecil mengamen sekedar meminta sedikit imbalan,ada ibu-ibu yang pada antri menjual jajanan saat bus berhenti di pom bensin atau lampu merah dan ada juga para konglomerat berdasi serta para ahli parlemen yang dengan sombongnya menyelitkan rokok lisong di pinggir bibirnya sambil berkata,kami ini abdi negara yg bekerja untuk rakyat,tetapi nyatanya ?.....benar mereka abdi negara,tetapi mereka bekerja bukan untuk rakyat,tetapi mereka bekerja demi memenuhi nafsu serakah dan juga mengisi rekening bank nya,yang  seakan-akan tidak pernah penuh di isi dengan uang haram.
menginjakkan kaki di terminal kali deres,sempat juga membuat saya terpegun,rupa-rupanya inilah wajah jakarta yang sesungguh nya,perjalanan saya teruskan menuju bekasi di daerah kemang pratama,berpadoman alamat juga ruoute yang di beri sang pacar,setelah sampai saya lihat di depan mata saya berdiri sebuah rumah yang besar dan dan tersusun rapi serta terlihat sangat megah,sempat juga terlintas dalam hati kira-kira kapan ya aku bisa mempunyai rumah sebagus ini ?.....
setelah beberapa kali ku tekan sebuah tonbol bertulis bell,maka tak berapa lama kemudian keluar lah seorang perempuan separuh baya menghampiriku,setelah ku jelaskan maksud dan tujuan ku,beliau kemudian membukan pintu dan mempersilahkan saya masuk,baru saya tau rupanya itu ruman majikan kakak pacarku.melihat kedatangan ku yang tidak di sangka-sangka,riak kegembiraan juga kaget terpancar dari wajah mbak mus (nama calon kakak iparku,itu menurutku dulu),disingkatkan cerita,beliau memberitahukan kedatangan ku kepada adik nya aisah,yang bekerja di daerah lain tetapi masih satu kota,selayak nya pasangan muda-mudi yang lain yg lagi di mabuk asmara,kami melepaskan semua kerinduan yang tak terkira setalah hampir setahun tidak bertemu dan hanya surat sebagai penghubungnya.jujur wak tu itu dia lah satu-satu nya wanita tempat ku meluahkan segala cerita,duka juga tempat ku berbagi rasa.setelah kusampaikan semua amanah bakal ibu mertua,maka ke esokan harinya kutinggalkan kota bekasi menuju jawa-tengah solo,di tempat bude juga wonogiri,(hingga kini banyak saudara kami yang tinggal di solo)Terminal tirto nadi saja jejaki pada pagi itu,dan dalam keadaan keletihan setelah melalui perjalanan panjang saya sempat mampir di sebuah warung kopi sekedar untuk mencuci muka,bertanya arah juga memesan secangkir kopi agar badan terasa segar kembali,tertanya juga di dalam hati,apakah ini wajah sebenar kota solo,sebuah kota yang di sorot oleh media cetak atau elektronic dan terkenal dengan keramahan serta kelambutan nya,itu fikiran saya waktu itu ,setelah bertanyakan daerah Gempol kepada mbak pedagang warung,saya menaiki sebuah bus kecil menuju arah yang di bilang si pelayan genit itu,setelah beberapa saat turun dari bus dan bertanya kepada beberapa orang yang sibuk dengan aktivitas nya sendiri-sendiri,akhirnya saya temui juga rumah bude harjo,rumah  joglo yang suatu ketika dulu pernah saya singgahi bersama ayah sewaktu mau menghadiri pernikahan kakak,rasanya rumah itu tidak pernah berubah,terlihat di sebuah pendopo rumah duduk seorang perempuan tua berumur dalam lingkungan  50 an.saya ucapkan salam sebagai tanda kedatangan,dengan tertatih beliau menghampiri saya seraya berkata, Arep nggolek'i sopo le....( dlm bahasa indonesia kurang lebih,mau mencari siapa nak )mula-mula saya merasa kurang yakin apa ini benar-benar bude harjo?....dengan memberanikan diri saya berkata,nyuwun sewu nopo niki sak'estu dalem'ipun mbokde harjo ( minta maaf apa ini benar rumah nya bude harjo ) beliau menjawab iyo aku dewe.lha awak mu ki sopo? ( iya..saya sendiri lha kamu itu siapa )kembali beliau bertanya,setelah saya jelaskan asal-usul saya,dan datang dari mana,juga maksud tujuan saya beliau memeluk saya sambil berkata,awak mu kok wes gede bgt nganti mbokde pangling tenan,kamu kok udah besar betul sampai bude lupa bener.satu pertemuan yang cukup istimewa karena saya bisa menyambung lagi tali silaturahmi yang telah terjalin antara saudara.sore itu setelah solat mahgrib saya di suruh makan di dapur,namun sejujurnya saya agak kaget dengan hidangan yang di sediakan,bukan saya tidak bersyukur tapi menurut saya,selayak nya menerima seorang saudara,bahkan keponakan yang telah sekian lama tidak bertemu adalah dengan menyediakan makanan yg istimewa,namun yang di depan mata saya adalah sayur nagka( gudeg )kemaren di taruh dalam sebuah piring juga telur dadar satu..!!!!padahal beliau membuka warung yang menyediakan semua keperluan dapur,dan padahal di rumah salah satu anak nya menjual bebek goreng,memang saya makan juga,tetapi dalam hati saya mulai berfikir,apakah gambaran di tv yg mengatakan solo penduduk nya ramah-ramah juga lembut serta bersopan santun salah?.....atau kah karena kemiskinan saya maka mereka menyambut dengan acuh tak acuh,apakah...apakah...dan apakah....ya...semua pertanyaan itu mengiringi tidur saya,tidur di atas sebuah ranjang di ruang tamu.( sampai sekarang pun saya masih berfikir apakah media salah dalam menyampaikan berita dan fakta tentang solo,ingin saya buktikan kelak,kalau saya pulang saya akan mampir ke solo membawa mobil pribadi,kira-kira bagai mana sambutan mereka juga apakah hidangan nya kelak ) setelah solat subuh,saya berpamitan kepada bude dan pakde harjo berserta anak--anak nya.tidak sabar rasanya bertemu dengan kakak tersayang, ( entah karena lama hidup sendiri,atau juga tidak mempunyai saudara kandung,timbul perasaan teramat sayang kepada kakak ku,ada rasa tentram dan damai krn mempunyai saudara dekat,apa memang begini rasanya mempunyai saudara kandung,maklum saya anak tunggal ) perjalanan menaiki bus di tempuh dalam waktu 1 !/2 jam saja.sebelum menaiki bus saya sempat berpesan kepada konduktor bus,mas nanti kalau sudah sampai pasar Eromoko tolong  saya di kasih tau,waktu itu saya benar-benar lupa bahkan terkesan tidak tau daerah tersebut.Eromoko....turun....eromoko turun....demikian suara pak konduktor yang membangunkan saya dari lamunan kerena menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan.
Siang itu sebelum menaiki ojek menuju rumah kakak di atas bukit,saya sempat membeli oleh-oleh ala kadarnya di depan sebuah pasar tradisional.( rumah kakak terletak di atas bukit dan untuk melaluinya harus menggunakan jasa transportasi ojek,tetapi kalau hari pasaran,kendaraan 4 roda baru ada) setelah semua keperluan lengkap,saya mendakati salah seorang tukang ojek,dengan berlagak pinter juga pura-pura pulang kedesa saya bertanya kepada tukang ojek tersebut,mas ke desa soko berapa ongkos nya,si tukang ojek yang saya kira dalam umuran 35 menjawab,15.000 mas,kemudian saya tanya lagi,ah biasa nya wong cuma 6.000 kok ini bisa naik gini.si mas tukang ojek berkata lagi,lha njenegan dari mana? saya jawab ya pulang ke rumah karena pabrik tempat saya kerja di solo lagi libur.mas tukang ojek berkata lagi o...o....o saya kira orang jauh mas.dalam hati sebenarnya saya pengen ketawa tidak karuan karena si tukang ojek berhasil saya boong'in(sebelumnya dalam surat,kakak pernah bilang ongkos naik cuma 6.000 dan nanti kalau ngojek di tawar,karena biasanya kalau tau orang dari jauh ongkos nya bisa menjdi dua kali lipat dari biasanya)setelah terjadi kesepakatan biaya,maka mulai lah perjalanan yang sangat indah saya tempuhi,Deruman mesin motor yang mengaung-ngaung memecah kesunyian siang itu,juga saat terpandang kanan-kiri jurang dan gunung-gunung yang menghijau serta sawah padi yg terbentang luas serta batu-batu gunung sebesar gajah saya temui menambah ketenangan hati,ya.....indah sekali,andai saja waktu itu saya mempunyai camera pasti segala ke indahan itu akan saya abadikan dalam sebuah foto.sejauh mata memandang penuh dengan kehijauan,terasa damai,tentram dalam jiwa serta dingin nya udara gunung yang menusuk tulang mewarnai perjalanan itu.
Saat melewati sebuah masjid di sebuah papan tanda kecil tertulis desa soko,maka seketika itu juga saya berkata pada mas tukang ojek,mas nanti terus kerumah bu darti ya,beliau menjawab iya mas. kakak saya rada terkenal di desanya karena dia membuka warung keperluan dapur juga menerima hasil tanaman petani dalam kuantity kecil dan ciri khas dia dengan saya sama,kami sama-sama bersuara kuat,walau menurut kami saat berbicara biasa-biasa saja,tetapi pada pendengaran orang-orang,suara kami terlalu kuat ha...ha...ha...
namun rahasia saya terbongkar juga akhirnya,saat si tukang ojek bertanya ke pada saya,rumah Bu Darti yang mana mas. mendengar pertanyaan itu saya jadi binggung menjawab nya,krn saya juga tidak tau,hanya yang saya tau alamatnya adalah desa soko pucung eromoko,sedang kan saya bilang ke tukang ojek saya mau pulang kedesa ha...ha...ha...( wah gawat bisa ketahuan boong nya,bisa-bisa malu besar gue )demikian lah suara hati saya berkata...............


pengen tau jawabanya....tunggu ya cerita selanjutnya ha...ha...ha...


12 Desember 2009

Pedih itu kekal ada (4)

Saat kaki ku mulai melangkah meninggal kan ruangan sekolah setelah lonceng berbunyi,di depan pintu gerbang sekolah ku telah menunggu seseorang yg betul-betul aku kenali,beliau om Gandri tetangga desaku,tiba-tiba timbul ketakutan dan juga hati ku semakin berdebar walau saat ku tanya ada apa,beliau memberi alasan saya di suruh ayah mu untuk menjemput mu karena kakak mu yang dari wonogiri barusan datang dan pengen ketemu kamu, suatu jawaban yg terasa ganjil di telinga ku.krn saya berfikir kalau hanya soal itu rasanya tidak mungkin,sedang kan mereka bisa menunggu kepulangan saya,berkali-kali saya memaksa agar beliau menjelaskan ada apa sebenarnya namun berkali-kali juga beliau menjawab dengan hal yang sama. saya pulang diboncengkan om Gandri melaui jalan terobosan di talang jali,jalan yg menurut saya dekat seakan-akan di hari itu seribu kali lebih jauh dari biasanya.
semakin mendekati rumah,semakin berdebar jantung saya terasa,dan selama dalam perjalanan perasaan saya kenapa sedih sekali bahkan ingin menagis tetapi saya tidak tau alasan saya ingin menangis.dari sebuah tikungan saya mulai melihat kayu-kayu di depan rumah saya yang pada tumbang karena di tebang oleh seseorang untuk memberi jalan kabel PLN yang mulai memasuki desa kami. saat itu perasaan  dan ketakutan saya mulai menjadi nyata ''Ayah'' belum sempat motor yang saya naiki berhenti,saya telah meloncat dan berlari ke arah tempat tidur kayu yang beralaskan tikar buruk  tempat kami melelapkan mata.
Deruan darah memuncak dan perasaan pitam menyelubungi saat melihat di atas tempat tidur penuh dengan daun-daun yang berselerak.sontak tanpa sadar ada suara sayup-sayup mengatakan di telinga saya pak mantri,padat,jelas dan nyata suara itu berbisik,saya lempar tas yg berisi buku-buku pelajaran kemudian saya berlari ke arah rumah pak mantri dengan deraian tangis yg tidak mampu lagi terbendung. dari jauh rumah tersebut telah di kerumuni para tetanga yang pada menangis juga bercerita menanyakan sebab juga sang peristiwa,saya menghambur di tengah-tengah kerumunan para tetangga,dan pada kuakan terakhir baris terakhir,saya lihat sesosok tubuh terbaring tidak berdaya,mengerang menahan sakit menunggu sang anak,juga sakaratul maut yg akan tiba.ya......tubuh itu teramat saya kenali,tubuh itu lah yang selama ini mendekap saya di kala saya kedinginan,tubuh itu lah yang melindungi saya dari sagala hinaan,tubuh itulah yang sering menggendong saya di saat saya,sakit,menagis,juga di saat kaki saya terlindas mobil truck dan tubuh itulah yang telah memberikan saya kekuatan untuk mengharungi kejam nya alam maya pada( ya allah ampunkan dosa ayah karena beliau lah segalanya bagi ku dia lah ibu juga ayah ku,mohon para pembaca sedekah kan Alfatihah pada beliau amin dan ribuan terimakasih saya ucapkan).
saya peluk ayah,dengan deraian air mata juga hancurnya hati,sayup-sayup dari mulut beliau yang tidak berhenti-mengeluarkan darah segar erangan-erangan yg mungkin hanya saya memahaminya,pada saya bunyi erangan beliau ialah,le.... jangan bersedih,jangan menangis,jangan lupakan ayah krn ayh selalu mengharapkan Doa mu juga ayah akan selalu bersamamu,(maaf saya menulis ini dengan linangan air mata krn terpaksa harus mengenang kesakitan itu),mendengar suara ayah jiwa saya terasa hancur kaki saya terasa lemah,hingga membuat tertelungkup dada ayah mencurahkan deraian ari mata,juga melihat beliau serta merelakan sang roh keluar dari jasad ayah ku tercinta.saat itu dunia seakan-akan gelap dan saya merasakan ketenangan di sana,bahkan terasa kerasan juga tidak ingin pulang karena saya merasakan ketentraman,  sampai sayup-sayup terdengar suara tangisan membangunkan saya dari pingsan.
laungan Allahu akbar juga solawat dan salam mengiringi kepergian ayah ke persemedian yg terakhir,namun saya tidak ikut menghantar karena ketidak mampuan saya melihat jasad beliau bersatu dengan tanah(sampai saat ini saya teramat menyesali nya kenapa dulu saya tidak menghantar beliau ke peristirahatan yang terakhir).setelah ayah di makamkan dan saya mulai mendapatkan ketenangan,barulah saya tau cerita dan penyebab kematian ayah.rupanya dua hari sebelumnya pihak PLN memberi batas tempo kepada warga desa ,siapa saja yg di depan rumahnya mempunyai kayu tinggi dan besar agar segera dipotong,karena kabel bervoltan tinggi dan tanpa penutup telah di aliri listrik( desa kami baru saja menerima listrik masuk desa) karena pengetahuan yg minim tentang listrik,pada hari kejadian ayah telah memotog semua pohon tinggi di depan rumah,namun salah satu pohon oleh ayah di biarkan tinggi,mungkin pada pendapat ayah agak jauh dari kabel,dan agar pohon johar tersebut tidak terlalu rimbun,maka ayah telah memanjat pohon yang tingginya kira-kira 9 meter tersebut untuk memotong ranting-ranting kecil yang berdekatan dengan kabel tersebut,tanpa sengaja salah satu ranting basah itu ada yang tersangkut pada kebel PLN bervoltan tinggi tersebut entah karena tidak tau atau memang telah menjadi takdir beliau,ranting tersebut oleh ayah di pegang dengat niat untuk membuangnya,maka saat itu juga aliran listrik mengalir melalui ranting basah itu membakar ayah,dalam keadaan terbakar dan juga aliran listrik yang menguasai badan ayah itu,telah membuat ayah hilang kendali dan tanpa sadar badan beliau melayang jatuh dari ketinggian 9 meter tersebut,melihat kejadian itu para tetangga mula-mula merasa takut membantu karena dalam badan ayah masih mengalir arus lisrtik,setelah beberapa saat baru mereka beramai-ramai mendukung ayah dan melarikanya kerumah pak mantri.menurut para tetangga,sebelum kepulangan saya ayah telah menderita selama 2 jam,rupa-rupanya Allah memberikan kesempatan kepada kami untuk bertemu buat kali terakhir,dan mulai lah saya faham kenapa beliau menghembuskan nafas terakhir itu di pelukan saya,rupa-rupanya juga beliau menunggu kepulangan saya,Ayah tunggulah  anakmu ini seperti mana dirimu sabar menanti kepulangan ku dahulu,karena pasti kelak ananda akan menyusul mu dan kita semoga di satukan di surga Allah amin( desa kami baru saja menerima listrik masuk desa )
Melalui hari-hari kedepan tanpa dukungan seorang ayah sempat juga membuat jiwa saya kosong juga labil.walau pun mendapat dukungan dari tetangga,kawan-kawan sekolah juga sanak saudara berterusan,toch nyatanya saya juga yg harus melelui nya sendiri,bahkan  sempat terfikir juga saya mengutarakan kepada kawan-sekolah untuk berhenti belajar di karenakan ketidak mampuan saya mencari biaya sekolah,apa lagi waktu itu kami sudah mendekati praktek PKL ,yang tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit selama praktek 3 bulan,mereka menyarankan untuk meneruskan semampu mungkin juga menyarankan untuk memohon pengurangan biaya kepada pihak sekolah,ada perasaan minder,malu dalam hati saya untuk melakukan semua itu.maka niat untuk memohon pengurangan biaya sekolah saya urungkan,namun semangat untuk menerus kan sekolah kembali timbul saat salah seorang tetangga  bilang,( kalau ayah mu masih hidup pasti beliau tidak ingin melihat kamu gagal juga berhenti sekolah).
maka dengan kemampuan dan juga keadaan yg terbatas saya nekad meneruskan sekolah,dan sesudah selapan hari (45 hari meenurut orang jawa)  setelah ke wafatan ayah saya bilang ke ibu,(Bu saya minta maaf,kalau saat ini saya di suruh membiayai sekolah nur terus terang saya tidak mampu,krn untuk membiayai sekolah saya yang tinggal setahun saja,saya belum tau rezeki dari mana)mendengar permasalahan saya,maka ibu nekad bekerja ke jakarta menjadi pembantu rumah mencari biaya untuk sekolah nur di SD,sedangkan Nur di titipkan di rumah pak haji saiful,tetangga kami yang kebetulan juga mempunyai anak seusia Nur dan sekolah di sekolah yang sama.
Hari berganti minggu,minggu berganti bulan,kehidupan saya tidak berubah,pagi sekolah dan sepulang sekolah jam 14.00 saya harus masak nasi(kalau pagi tidak sempat masak karena capek kerja) sambil masak kalau air di kuali hitam itu sudah kering( hitam karena  masak menggunakan kayu )saya tinggal ke gudang untuk bekerja dan kalau kerjaan rada berkurang,saya memohon izin kepada Bos juga kawan-kawan kuli untuk sejenak memakan nasi lauk seadanya,terkadang sambal dengan ikan asin atau ikan teri atau terung di pekarangan yg saya tanam sendiri untuk keperluan sehari-hari.walau terasa bosan berlauk kan itu....itu...dan itu setiap hari,namun saya tidak mempunyai pilihan lain agar,uang SPP juga biaya transport sekolah terpenuhi
semua ini saya lakukan dengan sabar juga tabah serta tawakal karena saya yakin tidak mungkin Allah menguji saya dengan kepahitan terus-menerus.(terima kasih Bos menloy,kang katrok,kang supar,mas mahmud dan yang lain-lain,karena memahami saya,di saat kesusahan melanda saya dan kita sama-sama kerja kuli kalian memahami dan memberi ruang kepada ku semoga alllah membalas semua kebaikan kalian Amin).saudara-saudara(anak dari paman)yang dulu baik dan dekat dengan keluarga kami sedikit-demi sedikit menjauhkan diri,(mungkin takut saya meminta bantuan).
saya masih ingat saat salah seorang anak paman,ya itu mbak odah dan suami nya mas yanto,mereka bilang di hadapan para tetangga saat ayah baru saja menghembuskan nafas terakhir,udah kamu ikut kami saja.saat itu saya hanya pasrah gimana baik nya,karena saya terlah hilang tempat bergantung,dalan satu dua hari hingga seminggu sepulang sekolah,saya sering kerumah mbak odah untuk makan sebelum berangkat kerja,mulanya baik-baik saja,namun lama-kelamaan mulai terdengar suara-suara sumbang dan memedih kan dari beliau.bahkan sampai puncak nya,saat itu saya mau makan beliau terus menegur, kamu ini maunya makan saja tapi tidak mau bantu-bantu juga mencari kayu,mendengar kata-kata demikian saya mengurung kan untuk makan di rumah beliau,pedih bgt rasanya karena kakak tempat saya bergantung pun menolak saya ke pinggir,saya sebenernya pengen bgt membantu beliau namun keadaan saya juga sangat memperihatinkan,coba anda bayangkan kalau saya mencari kayu atau membantu beliau,gimana dengan uang SPP juga biaya transport,buku juga yang lain-lain,sedangkan pendapatan saya hanya pas-pasan utk itu semua,saya juga tidak mungkin meminta uang pada beliau kerana beliau juga menyekolahkan anak-anak nya,sebenarnya beliau juga mempunyai anak lelaki bujang,tetapi sayang karena terlalu di manjakan hingga membuat mereka malas.
setelah mendengar semua itu,hanya desahan nafas panjang yang mampu saya lakukan,dan mulai detik itu juga saya bertekad untuk melakukan semua sendiri,mungkin karena jengkel kepada saya,setiap kali saudara-saudara jauh pada berkumpul di rumah beliau,makan-makan,pesta.atau juga jalan-jalan saya tidak pernah di hiraukan.padahal jarak di antara rumah kami hanya sekitar lima ratus meter saja,dan aneh nya saudara-saudara dari pihak anak paman tau,kalau saya menjadi kuli,tidak pernah sekalipun mereka bertanya kabar juga keadaan saya.yang saya rasa saat itu saya benar-benar telah terbuang.
saat saya telah menginjak kelas tiga SMEA terdengar pengumuman kalau kami di wajibkan mengikuti PKL yang berlangsung selama tiga bulan,fikiran saya mulai bingung dan hati mulai berkata,dari mana aku mendapatkan biaya PKL sedangkan tabungan saja tidak punya,mengharapkan mbak odah dan adik-adik nya jelas tidak mungkin,mana harus cari untuk biaya makan,transportasi juga kos,ya allah pening bgt memikirkanya,hari itu sambil bekerja fikiran saya menerawang kemana-mana,pernah terlintas untuk meminjam uang pada bos gudang tapi saya urungkan krn yang pasti beliau gak akan ngasih,(maklum lah gak ada jaminanya)jalan satu-satunya kerja non stop.
maka mulai lah sepulang sekolah saya bekerja tidak mengenal waktu demi mencari biaya PKL,terkadang harus sampai jam 03.00 pagi bahkan sering menjelang beduk subuh baru berhenti,dan yang pasti sampai saja di sekolah,badan rasanya tidak karuan di samping capek juga mengantuk,maka sering kali pak guru menagkap saya tertidur sewaktu pembelajaran berlaku.(saya harap kawan-kawan sekolah kini faham,kalau dulu mereka sering mengejek saya tukang tidur,ini lah penyebab nya).
say memilih untuk praktek di perusahaan Coca-cola daerah sri basuki kalau tidak salah,bersama 6 anggota semuanya,ada yuyun(axel) arahman (Even),budi  (maaf lupa siapa lagi ya....? ) dan di bawah naungan Bapak junaidi  (wali kelas saya di MB kelas 3 yg kini kabarnya menjadi guru bahasa inggris di singapura kata yekti adik kelas,yg saya belum mengenal sebelum nya (ada di FB saya)kini menjadi sebagian tenaga pengajar di SMK N 2)saya memilih di coca-cola karena praktek nya hanya sebulan,juga mendapat jatah makan sekali dalam sehari dan hal ini tentunya sangat membantu meringankan beban keuangan saya,banyak anak murid yang menolak di perusahaan coca-cola karena kerjanya terhitung berat karena kami di bawa keliling memasarkan product mereka dari pagi hingga menjelang malam baru pulang ke pabrik,kami di haruskan membantu driver juga helper (kernet) dengan memuat/turunkan krat-krat atau kotak-kotak berisi minuman sprite,coca-cola,fanta root bear  dan yang lain-lain nya.saat dua hari akan di mulainya PKL tiba-saya teringat kakak yg di wonogiri,maka saya mengirimkan surat kepada beliau dan meminta bantuan keuangan,karena saat itu uang saya hanya ada Rp 70.000 saja,di tunggu-tunggu sampai mendekati habis PKL belum juga kiriman datang..............


bersambung ke episode (5) maaf ya harap sabar menunggu......

10 Desember 2009

Anak yang mencoret mobil ayah nya.......?????



Terawal sebuah cerita nun jauh di sebuah kota,terdapat sepasang suami isteri yg cukup kaya ,seperti pasangan-pasangan lain di kota-kota besar yg selalu sibuk dengan urusan dunia,mereka meninggalkan anak-anak dan diasuh oleh pembantu rumah sewaktu mereka bekerja. Anak tunggal pasangan ini bernama Dita,seorang anak perempuan cantik berusia tiga setengah tahun.sering sendirian di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya... karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini !!!" .... Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ' Saya tidak tahu..tuan." "Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik ...kan!" katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa... Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil uka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. "Oleskan obat saja!" jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. "Dita demam, Bu"...jawab pembantunya ringkas. "Kasih minum panadol aja ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. "Tidak ada pilihan.." kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut..."Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah" kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. "Ayah.. ibu... Dita tidak akan melakukannya lagi.... Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi... Dita sayang ayah.. sayang ibu.", katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. "Dita juga sayang Mbok Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
"Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?... Bagaimana Dita mau bermain nanti?... Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, " katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf...
Tahun demi tahun kedua orang tua tsb menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi..., Namun...., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tsb tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..
semoga cerita ini bisa menyadarkan kita dari lamunan,bahwasanya harta ,kekayaan,martabat serta kedudukan tidak akan ada arti nya jikalau kita tidak bertaqwa, allah berfirman,setiap orang yang mempunyai harta dan tidak di belanjakan di jalan allah,maka di hari pembalasan nanti,harta beserta kekayaan nya itu yg akan menjadi pembakar di neraka kelak,ingat sebaik-baik harta di dunia adalah,anak yang soleh.ilmu yang bermanfaat juga harta yang di belanjakan di jalan allah, waullah hu aklam

09 Desember 2009

Pedih itu kekal ada (3)

Mengalami penipuan selama 2 tahun dan tidak mendapatkan hasil menginjak tahun ke 3,membuat manusia yg bergelar petani teramat perit,belum lagi terpaksa menanggung hutang di warung-warung.
pada satu peringkat kami sudah tidak boleh lagi meminjam atau berhutang,melihat keadaan yg kian pedih ini maka ayah juga ibu terpaksa berfikir,kira-kira makanan apa yang bisa untuk mengalas perut tanpa harus meminjam,maka ubi kayu menjadi jalan penyelesain satu-satunya.
mulailah kami makan nasi yang di perbuat dari ubi kayu,terkadang warnanya hitam juga rada kekuningan ( orang jawa bilang oyek,tiwul,juga gatot)berlauk kan kelapa parut,dan kalau ada rezeki biasanya menggunakan lauk sambal ikan asin.
ketika saya telah mulai memasuki kelas 2 smp,saya memberanikan diri memita kerja menjadi kuli kepada pemilik gudang di depan rumah saya,gudang tersebut milik om menloy beliau adalah seorang pengusaha berdarah cina dan pengusaha kecil-kecilan yang membeli hasil bumi dari petani,contoh nya jagung,gaplek atau juga singkong,mula-mula terasa berat apalagi untuk remaja seusia saya,krn dalam umuran 15 th saya terpaksa mencari biaya sekolah smp sendiri dan juga membantu keuangan dapur agar bisa membeli beras beserta lauk nya,semantara ayah mengusahakan tanah yg baru di mulai dengan tanaman baru.Alhamdulillah berkat kesabaran juga saling membantu,nasi yg dulunya hitam(oyek/nasi dari singkong) mulai bercampur dengan beras,(ya jadi warnanya hitam putih ha...ha...ha...)kegiatan dan rutin harian saya adalah,sepulang sekolah makan dan terus ke gudang menjadi kuli,dan jam pulang tidak menentu terkadang sampai jam 2 atau 3 pagi.situasi ini berlarutan sampai saya menginjak kan kaki di sekolah menengah atas di SMEA N 2 kotabumi di daerah prokimal lampung utara.( sekarang smk n 2 kotabumi,namanya)
Belajar.......jauh sekali dari sempat krn waktu dan kondisi yg tidak menizin kan utk saya melakukanya.maka fokus saya waktu itu hanya satu mendapatkan ijazah saja.mencari biaya spp,biaya transport,juga membeli buku serta membantu urusan dapur,semua itu telah menyita waktu keseharian saya.
Bagi mereka-mereka yg mampu dan di biaya'i sepenuh nya sekolah mereka oleh orang tua,maka persekolahan sangat menyenangkan bahkan menjadi hiburan,juga ajang mengenal lawan jenis nya,tetapi untuk saya,3 tahun adalah waktu yang teramat panjang juga menyiksa.terkadang timbul juga rasa iri,cemburu,juga geram,mana kan tidak,sepulang sekolah mereka bisa,bermain,jalan kerumah teman,jajan bareng-bareng,sedangkan saya harus segera pulang bekerja di gudang. kami semua berkawan sangat rapat di sekolah,walau terkadang timbul perselisihan di karenakan beda pendapat atau saling mengejek di atara sendiri,tp mereka baik-baik kepadaku,Ada supri,suhar,junaidi,candra,ari gunawan tantaka(ada di fb saya)even/arahman,titik (yg sering saya minta'i ongkos pulang ha...ha...ha...)fista,yuniar,tiyas,juga sumiati(gadis bertudung yg pernah mengetarkan jiwa saya tp sayang kena tolak wkwkwkwkwkwk)serta yang lain-lain.pernah kawan-kawan lelaki  pengen main dan menginap dirumah saya,namun saya menolak nya dengan alasan saya sibuk,padahal sejujurnya saya malu kalau-kalau mereka sampai mengetahui pekerjaan saya menjadi kuli dan juga nasi di rumah yg bercampur dengan oyek,tiwul.(maaf sobat jikalau kalian terbaca ceritaku dan aku tidak berterus terang dari semula,ku harap kalian memahami nya).
ooo ya saya terlupa,sejak kelas 1 smea,saya di desa mempunyai seorang teman istimewa bernama siti aisah dia anak tetanggaku,tetapi sifat dia agak liar,itu menurut kawan-kawan yang pernah merasakan bibir juga pipinya,mereka bilang dia bukan perempuan yg baik.namun saat itu entah karena nafsu atau apa aku berfikir,semua orang mempunyai masa lalu dan tidak ada salah nya kita membimbing ke jalan yang benar setelah dia melakukan kekhilafan.maka saat itu juga saya berkata kepadanya,andai kamu bisa merubah sifat buruk mu aku sanggup menjadi pengganti bekas pacar mu.maka pada malam  itu juga dia resmi menjadi gadis yang bertahta di jiwaku.dialah gadis tercantik di desaku (menurut ku sih,maklum cew di desa ku cuma ada 4 doang ha...ha..ha...)kami pacaran sebenarnya tanpa sengaja,dia baru saja putus dengan teman baik ku,saat dia curhat e....e..entah kekuatan dari mana yg mendorong saya untuk berkata saya siap menjadi penganti nya,(padahal saya paling takut juga minder kalau soal perempuan,maklum lah rupa tiada,apa lagi intan dan juga permata).bagai gayung bersambut,dia pun menerimanya.setelah lulus smp si dia merantau ke jakarta,ya itu kota yg menjanjikan kekayaan dan kemakmuran bagi para anak desa.dia kejakarta menyusul kakak perempuan nya yg bekerja di jakarta sebagai beby sister.ahir nya dia pun menekuni bidang yg sama, untuk melepaskan rindu surat adalah penghubungnya.karena dia hanya pulang pada bulan agustus dan hari raya bersama sang kakak.
seiring waktu yang kian berlalu saya telah naik kekelas 2 smea,aktivitas ku tidak berubah,sekolah kerja....kerja....dan kerja.namun pada hari jumat itu aku merasa ingin cepat-cepat pulang kerumah tanpa tau sebabnya,bahkan sampai terfikir untuk mbolos sekolah,namun keinginan itu mampu ku bendung, lonceng berbunyi menandakan pembelajaran di hari jum'at tanggl 26-6-1996 telah berakhir,rupanya di hari itu suatu peristiwa telah terjadi di desaku,suatu tarikh yg sampai kapan pun akan kekal terpahat dalam jiwaku membawa berjuta kehancuran,harapan,kekuatan dan juga meluluhkan keteggaranku menghadapi kekejaman dunia........Ya allah........


bersambung ke episod (4)

08 Desember 2009

Pedih itu kekal ada (2)

Kami tinggal kan daerah palas kalianda dengan fikiran yang berkecamuk.dan mulai saat itu kerinduan kepada ibu telah terkikis habis,seiring perkataan ayah yang masih terngiang-ngiang di telinga saya hingga kini,le mulai sekarang kamu jangan lagi kangen dan menanyakan ibu lagi ya,kerana ibu mu sudah tidak lagi sayang dan memerlukan kita.setelah kami sampai di desa ,kami mulai lagi melakukan aktivitas seperti biasa melakukan segala sesuatu hanya berdua,mungkin karena melihat kesusahan yg di alami ayah yang mana,kalau sempat sebelum ke kebun menanak nasi juga membuat sayur ala kadar nya sebagai alas perut saya sepulang sekolah SD,fikiran saya mulai di paksa untuk menjadi dewasa sebelum saat nya,seperti pisang mentah kalau di peram memakai karbit pasti akan matang,tetapi matang nya karena keadaan,maka hasil nya belum tentu memuaskan. saya mulai belajar menanak nasi dan juga membuat sayur sup(waktu itu hanya sup yg bisa jadi setiap hari makan nya pakai sayur sup ha...ha...ha...)sampai-sampai ayah bilang ko sup nya tiap hari apa ndak ada sayur yang lain to le?dengan tersenyum simpul saya menjawab,wong ayah ngajarinya hanya itu ya itu terus jadinya,mendengar jawaban saya itu ayah hanya tersenyum sambil mengusap kepala saya, itu lah detik-detik yg sangat membahagiakan,dimana ayh menunjukan kasih beliau secara langsung. waktu berjalan seperti biasa dan sedikit demi sedikit tapi pasti,bayang-bayang wajah ibu mulai sirna dari ingatan saya bahkan membayangkan bagai mana rupa ibu saja,saya sudah tidak boleh lagi menggambarkan nya.sore itu waktu umur saya baru menginjak 13 tahun,bencana untuk saya datang tanpa di undang,seperti kebiasaanya setiap sore kami para anak-anak kecil bermain di lapangan sepak bola,rasa gembira saat para pemuda menyepak bola tidak menghasilkan gol,krn bola yg keluar menjadi rebutan para anak kecil untuk berebut mengambil dan kemudian akan kami tendang ke arah lapangan,saat itu siapa yg berhasil mendapatkan bola yg keluar dari lapangan ,seakan-akan paling jago, krn saya yang paling  kuat larinya diantara kawan-kawan yg lain,maka sering kali saya memenanginya,namun malang tidak di undang dan musibah tidak berbau,saat saya mengejar bola liar tersebut yg melelaui jalan besar,tanpa saya sadari dari arah samping kiri sebuah mobil truck kosong dengan kecepatan sederhana menghampiri ,tanpa saya sadari.yg saya ingat waktu itu saya mengejar bola namun setelah sadar dari lamunan kaki kiri saya telah ter lindas ban mobil bagian depan sebelah kiri. saat itu hanya tangisan yang mampu saya lakukan melihat darah mengalir dan kaki kiri saya  hancur di bagian jari kaki.masih terhitung beruntung bukan badan,atau keseluruhan kaki saya yang terlindas,
melihat kecelakaan yg terjadi seorang tetangga om siregar datang membantu dengan mengangkat saya juga mendekap kaki saya yang banjir darah menaiki mobil truck tersebut,di dalam mobil tersebut pak sopir bilang mau di hantar kemana anak ini? mau ke rumah sakit atau gimana,dan kalau kerumah sakit pasti di amputasai.mendengar perkataan itu saya makin meraung dalam tangisan dan sempat juga saya bilang saya gak mau di potong.untung om siregar mengambil inisiatif manghantar ke tempat pak mantri bernama pak tampubolon,setelah itu oleh beliau luka kaki saya di bersihkan dan di jahit ala kadar nya,krn keterbatasan peralatan beliau menyaran kan kerumah sakit saja.semua itu terjadi kurang lebih sekitar jam 17.30 sore.mendengar saya kecelakaan seorang tetangga memberitahukan keadaan saya kepada ayah ,yg saat itu belaiu baru saja mau pulang ke rumah dari kebun.mendengar saya di timpa musibah,maka ayah bergegas berlari menuju rumah pak mantri yg berjarak sekitar 2 kilo dari rumah kami.saat melihat saya terbaring dengan kaki telah di perban juga bekas-bekas darah yg belum mengering,saya lihat ayah menghampiri kemudian,memeluk dan saat itu juga tangisan beliau tidak lagi terbendung.
melihat kesusahan kami pak tampubolon  yg mulanya menyarankan ke rumah sakit,malah memberikan jalan keluar yg benar-benar membantu dan meringankan bebanan kami,mungkin beliau sadar bahwa kalau berobat kerumah sakit memerlukan biaya yg tidak sedikit,sedangkan jelas-jelas kami tidak mampu menyediakan keuangan nya.maka beliau menyarankan dan sanggup membantu kami berobat gratis di rumah nya.( saat itu masyarakat sekitar tau kedaifan dan juga penderitaan kami) dalam fikiran kami,rupanya masih ada di muka bumi ini manusia berhati emas.kurang lebih 6 bulan saya terbaring di di katil kayu yg tidak bertilam berteman kan ayah tercinta.
setelah kedewasaan mulai meningkat dan juga kaki saya yng mulai membaik saya memasuki alam persekolan smp,mulai dari situ saya berfikir,mungkin sudah saat nya ayah mempunyai pendamping hidup yang baru,krn saat itu saya sudah mampu hidup berdikari,maka dengan izin saya,ayah di pertemukan dengan seorang istri yg kini menjadi ibi tiri saya. nama beliau adalah Satiyem,beliau seorang janda yang juga mempunyai seorang anak perempuan bernama Nur hayati, mengawali kehidupan bersama  bagi saya bukan lah sesuatu yang mudah,apalagi setelah bertahun lama nya kami hanya berdua.ayah mulai membagi kasih sayang nya utk istri juga adik tiri ku,ada perasaan sedih menerima kenyataan itu,namun saya berfikir mungkin sudah saat nya saya melakukan pengorbanan demi ayah tercinta,setelah semua yg beliau lakukan utk saya,cekcok,berantem dengan adik tiri sering di akhiri sang ibu masuk campur membela anak nya,bahkan pernah sepatu but mendarat di kepala saya karena di lempar adik hingga membengkak,walau dalam emosi yg hampir membuat saya pitam,dari jauh saya melihat pandangan mata ayah yang menghiba memohon saya jgn membalas nya.dengan perasaan sedih juga menangis saya keluar dari rumah dan memencilkan diri di kebun,di sana saya bisa menjerit,menagis untuk mepaskan semua kepahitan tanpa ada siapa yg tau.
siang itu dalam keletihan,saat saya dan ayh duduk di bawah pohon setelah seharian membersih kan kebun,ayh berkata''le bapak tau kalau kamu sedih dan menderita setelah ayh berumah tangga lagi,apalagi kamu dan nur ndak bisa cocok dan sering berantem dan juga ibu mu( ayh membahasakan ibu tiri ibu)sering membela nur,tapi ayh minta km yg sabar juga jangan membalas ya,krn bapak juga bingung di satu pihak kamu anak ku,tapi di lain pihak dia isri ku,tapi yang perlu kamu tau,kasih sayang ayah tidak akan pernah sirna sampai kapan pun.kata''itu sering terngiang-ngiang di telinga saya setiap kali terjadi perselisihan di antara saya,nur juga ibu.dan setiap kali juga kepedihan hanya mampu saya pendam,bersama setiap tangisan yg membasah.
hidup bersama ibu dan adik tiri benar-benar membuat jiwa saya dalam tekanan,pernah juga saat di rumah memotong ayam,saya sempat menjamah 2 potong saja,dan pada ke esokan hari nya saya tanya ke ibu,kok daging ayam nya sudah tidak ada bu,ibu menjawab sudah habis.mendengar jawaban itu saya hanya mendiam kan diri krn saya berfikir mungkin benar-benar sudah habis,alangkah kaget nya saya,karena pada sore itu saya pulang mendadak dari kebun membantu ayah,saya lihat adik tiri saya sedang makan di dapur berlauk kan daging ayam,dalam diam saya meletak kan tangan di dada mengucap istigfar,seraya berkata di dalam hati,katanya habis tapi ini kok nur makan pakai daging ayam lagi??????? ...... rasa penasaran mulai mengusai benak saya dan diam-diam saat di rumah sepi pada ke luar,saya naik ke atas gerobok (simpanan padi dlm bahasa jawa gerobok namanya)  dan saya buka kotak di atas nya,di depan mata saya dalam sebuah mangkuk terdapat beberapa potong daging ayam simpanan ibu untuk anak nya.
kemudian saya tutup kembali kotak tersebut tampa saya saya menyentuhnya,tetapi mulai detik itu saya bisa membedakan kasih sayang beliau terhadap saya dan anak nya ternyata berbeda.dan saya makin tau posisi saya dalam hati mereka nyatanya tetap orang lain.
dari hari ke hari kehidupan yg kami jalani rupanya masih lagi penuh ranjau berliku,kami harap kan panas hingga petang ,rupanya hujan di tengah hari,waktu itu bangku sekolah SMP mulai saya rasai, ayah nekad membongkar lahan yg dulunya di tanami ubi kayu yg mana setiap 9 bulan hasil nya bisa di jual,berganti menanam tebu atas saranan kepala desa,desa dengan pihak perkebunan memberikan bibit,pupuk juga biaya perawatan yg di tanggung pihak perkebunan,petani hanya menyediakan lahan,tetapi setiap petani harus mempunyai kelompok yg berjumlah 10 orang.
tergiur oleh iming-iming yg seakan-akan menjanjikan keberhasilan maka ayah setuju,melakukanya,kami mulai menanam tebu yg di komando'i pihak perkebunan,pagi petang siang malam tanpa ada rasa capek kami jalani,sampai waktu hari panen kami di haruskan membayar segala yang sudah perkebunan berikan.mendengar jawaban itu ayah masih bisa menerima,tetapi lain ceritanya dengan kawan-kawan ayah yg satu kelompok,merasa tidak mendapat kan hasil seperti apa yg di janjikan,maka mereka sepakat  membongkar tanaman tebu dan kembali beralih ke tanaman ubi kayu. namun berbeda dengan ayah,kerena sebelum nya pihak perkebunan mengatakan kalau hutang ayah sudah lunas dan tahun depan hasil nya sudah mutlak milik kami maka ayah tetap bertahan.
dalam dua tahun tidak ada pemasukan untuk harian,maka dengan terpaksa warung tetangga di sebalah rumah yg menjadi tempat berhutang belanja'an,dan dengan perjanjian setelah panen tebu akan di bayar lunas.
Namun apa yg kami impi-impi dan harap-harap kan jauh dari kenyataan,setelah panen pada tahun ke dua,pihak perkebunan bilang,hasil panen kami untuk menutupi hutang anggota kelompok yang telah membongkar tanaman tebu mereka.
Ternyata kesusahan masih belum juga mau keluar dari hidup kami, dan mulai lah episod hitam kami..........


tunggu cerita selanjutnya di bagian 3