12 Desember 2009

Pedih itu kekal ada (4)

Saat kaki ku mulai melangkah meninggal kan ruangan sekolah setelah lonceng berbunyi,di depan pintu gerbang sekolah ku telah menunggu seseorang yg betul-betul aku kenali,beliau om Gandri tetangga desaku,tiba-tiba timbul ketakutan dan juga hati ku semakin berdebar walau saat ku tanya ada apa,beliau memberi alasan saya di suruh ayah mu untuk menjemput mu karena kakak mu yang dari wonogiri barusan datang dan pengen ketemu kamu, suatu jawaban yg terasa ganjil di telinga ku.krn saya berfikir kalau hanya soal itu rasanya tidak mungkin,sedang kan mereka bisa menunggu kepulangan saya,berkali-kali saya memaksa agar beliau menjelaskan ada apa sebenarnya namun berkali-kali juga beliau menjawab dengan hal yang sama. saya pulang diboncengkan om Gandri melaui jalan terobosan di talang jali,jalan yg menurut saya dekat seakan-akan di hari itu seribu kali lebih jauh dari biasanya.
semakin mendekati rumah,semakin berdebar jantung saya terasa,dan selama dalam perjalanan perasaan saya kenapa sedih sekali bahkan ingin menagis tetapi saya tidak tau alasan saya ingin menangis.dari sebuah tikungan saya mulai melihat kayu-kayu di depan rumah saya yang pada tumbang karena di tebang oleh seseorang untuk memberi jalan kabel PLN yang mulai memasuki desa kami. saat itu perasaan  dan ketakutan saya mulai menjadi nyata ''Ayah'' belum sempat motor yang saya naiki berhenti,saya telah meloncat dan berlari ke arah tempat tidur kayu yang beralaskan tikar buruk  tempat kami melelapkan mata.
Deruan darah memuncak dan perasaan pitam menyelubungi saat melihat di atas tempat tidur penuh dengan daun-daun yang berselerak.sontak tanpa sadar ada suara sayup-sayup mengatakan di telinga saya pak mantri,padat,jelas dan nyata suara itu berbisik,saya lempar tas yg berisi buku-buku pelajaran kemudian saya berlari ke arah rumah pak mantri dengan deraian tangis yg tidak mampu lagi terbendung. dari jauh rumah tersebut telah di kerumuni para tetanga yang pada menangis juga bercerita menanyakan sebab juga sang peristiwa,saya menghambur di tengah-tengah kerumunan para tetangga,dan pada kuakan terakhir baris terakhir,saya lihat sesosok tubuh terbaring tidak berdaya,mengerang menahan sakit menunggu sang anak,juga sakaratul maut yg akan tiba.ya......tubuh itu teramat saya kenali,tubuh itu lah yang selama ini mendekap saya di kala saya kedinginan,tubuh itu lah yang melindungi saya dari sagala hinaan,tubuh itulah yang sering menggendong saya di saat saya,sakit,menagis,juga di saat kaki saya terlindas mobil truck dan tubuh itulah yang telah memberikan saya kekuatan untuk mengharungi kejam nya alam maya pada( ya allah ampunkan dosa ayah karena beliau lah segalanya bagi ku dia lah ibu juga ayah ku,mohon para pembaca sedekah kan Alfatihah pada beliau amin dan ribuan terimakasih saya ucapkan).
saya peluk ayah,dengan deraian air mata juga hancurnya hati,sayup-sayup dari mulut beliau yang tidak berhenti-mengeluarkan darah segar erangan-erangan yg mungkin hanya saya memahaminya,pada saya bunyi erangan beliau ialah,le.... jangan bersedih,jangan menangis,jangan lupakan ayah krn ayh selalu mengharapkan Doa mu juga ayah akan selalu bersamamu,(maaf saya menulis ini dengan linangan air mata krn terpaksa harus mengenang kesakitan itu),mendengar suara ayah jiwa saya terasa hancur kaki saya terasa lemah,hingga membuat tertelungkup dada ayah mencurahkan deraian ari mata,juga melihat beliau serta merelakan sang roh keluar dari jasad ayah ku tercinta.saat itu dunia seakan-akan gelap dan saya merasakan ketenangan di sana,bahkan terasa kerasan juga tidak ingin pulang karena saya merasakan ketentraman,  sampai sayup-sayup terdengar suara tangisan membangunkan saya dari pingsan.
laungan Allahu akbar juga solawat dan salam mengiringi kepergian ayah ke persemedian yg terakhir,namun saya tidak ikut menghantar karena ketidak mampuan saya melihat jasad beliau bersatu dengan tanah(sampai saat ini saya teramat menyesali nya kenapa dulu saya tidak menghantar beliau ke peristirahatan yang terakhir).setelah ayah di makamkan dan saya mulai mendapatkan ketenangan,barulah saya tau cerita dan penyebab kematian ayah.rupanya dua hari sebelumnya pihak PLN memberi batas tempo kepada warga desa ,siapa saja yg di depan rumahnya mempunyai kayu tinggi dan besar agar segera dipotong,karena kabel bervoltan tinggi dan tanpa penutup telah di aliri listrik( desa kami baru saja menerima listrik masuk desa) karena pengetahuan yg minim tentang listrik,pada hari kejadian ayah telah memotog semua pohon tinggi di depan rumah,namun salah satu pohon oleh ayah di biarkan tinggi,mungkin pada pendapat ayah agak jauh dari kabel,dan agar pohon johar tersebut tidak terlalu rimbun,maka ayah telah memanjat pohon yang tingginya kira-kira 9 meter tersebut untuk memotong ranting-ranting kecil yang berdekatan dengan kabel tersebut,tanpa sengaja salah satu ranting basah itu ada yang tersangkut pada kebel PLN bervoltan tinggi tersebut entah karena tidak tau atau memang telah menjadi takdir beliau,ranting tersebut oleh ayah di pegang dengat niat untuk membuangnya,maka saat itu juga aliran listrik mengalir melalui ranting basah itu membakar ayah,dalam keadaan terbakar dan juga aliran listrik yang menguasai badan ayah itu,telah membuat ayah hilang kendali dan tanpa sadar badan beliau melayang jatuh dari ketinggian 9 meter tersebut,melihat kejadian itu para tetangga mula-mula merasa takut membantu karena dalam badan ayah masih mengalir arus lisrtik,setelah beberapa saat baru mereka beramai-ramai mendukung ayah dan melarikanya kerumah pak mantri.menurut para tetangga,sebelum kepulangan saya ayah telah menderita selama 2 jam,rupa-rupanya Allah memberikan kesempatan kepada kami untuk bertemu buat kali terakhir,dan mulai lah saya faham kenapa beliau menghembuskan nafas terakhir itu di pelukan saya,rupa-rupanya juga beliau menunggu kepulangan saya,Ayah tunggulah  anakmu ini seperti mana dirimu sabar menanti kepulangan ku dahulu,karena pasti kelak ananda akan menyusul mu dan kita semoga di satukan di surga Allah amin( desa kami baru saja menerima listrik masuk desa )
Melalui hari-hari kedepan tanpa dukungan seorang ayah sempat juga membuat jiwa saya kosong juga labil.walau pun mendapat dukungan dari tetangga,kawan-kawan sekolah juga sanak saudara berterusan,toch nyatanya saya juga yg harus melelui nya sendiri,bahkan  sempat terfikir juga saya mengutarakan kepada kawan-sekolah untuk berhenti belajar di karenakan ketidak mampuan saya mencari biaya sekolah,apa lagi waktu itu kami sudah mendekati praktek PKL ,yang tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit selama praktek 3 bulan,mereka menyarankan untuk meneruskan semampu mungkin juga menyarankan untuk memohon pengurangan biaya kepada pihak sekolah,ada perasaan minder,malu dalam hati saya untuk melakukan semua itu.maka niat untuk memohon pengurangan biaya sekolah saya urungkan,namun semangat untuk menerus kan sekolah kembali timbul saat salah seorang tetangga  bilang,( kalau ayah mu masih hidup pasti beliau tidak ingin melihat kamu gagal juga berhenti sekolah).
maka dengan kemampuan dan juga keadaan yg terbatas saya nekad meneruskan sekolah,dan sesudah selapan hari (45 hari meenurut orang jawa)  setelah ke wafatan ayah saya bilang ke ibu,(Bu saya minta maaf,kalau saat ini saya di suruh membiayai sekolah nur terus terang saya tidak mampu,krn untuk membiayai sekolah saya yang tinggal setahun saja,saya belum tau rezeki dari mana)mendengar permasalahan saya,maka ibu nekad bekerja ke jakarta menjadi pembantu rumah mencari biaya untuk sekolah nur di SD,sedangkan Nur di titipkan di rumah pak haji saiful,tetangga kami yang kebetulan juga mempunyai anak seusia Nur dan sekolah di sekolah yang sama.
Hari berganti minggu,minggu berganti bulan,kehidupan saya tidak berubah,pagi sekolah dan sepulang sekolah jam 14.00 saya harus masak nasi(kalau pagi tidak sempat masak karena capek kerja) sambil masak kalau air di kuali hitam itu sudah kering( hitam karena  masak menggunakan kayu )saya tinggal ke gudang untuk bekerja dan kalau kerjaan rada berkurang,saya memohon izin kepada Bos juga kawan-kawan kuli untuk sejenak memakan nasi lauk seadanya,terkadang sambal dengan ikan asin atau ikan teri atau terung di pekarangan yg saya tanam sendiri untuk keperluan sehari-hari.walau terasa bosan berlauk kan itu....itu...dan itu setiap hari,namun saya tidak mempunyai pilihan lain agar,uang SPP juga biaya transport sekolah terpenuhi
semua ini saya lakukan dengan sabar juga tabah serta tawakal karena saya yakin tidak mungkin Allah menguji saya dengan kepahitan terus-menerus.(terima kasih Bos menloy,kang katrok,kang supar,mas mahmud dan yang lain-lain,karena memahami saya,di saat kesusahan melanda saya dan kita sama-sama kerja kuli kalian memahami dan memberi ruang kepada ku semoga alllah membalas semua kebaikan kalian Amin).saudara-saudara(anak dari paman)yang dulu baik dan dekat dengan keluarga kami sedikit-demi sedikit menjauhkan diri,(mungkin takut saya meminta bantuan).
saya masih ingat saat salah seorang anak paman,ya itu mbak odah dan suami nya mas yanto,mereka bilang di hadapan para tetangga saat ayah baru saja menghembuskan nafas terakhir,udah kamu ikut kami saja.saat itu saya hanya pasrah gimana baik nya,karena saya terlah hilang tempat bergantung,dalan satu dua hari hingga seminggu sepulang sekolah,saya sering kerumah mbak odah untuk makan sebelum berangkat kerja,mulanya baik-baik saja,namun lama-kelamaan mulai terdengar suara-suara sumbang dan memedih kan dari beliau.bahkan sampai puncak nya,saat itu saya mau makan beliau terus menegur, kamu ini maunya makan saja tapi tidak mau bantu-bantu juga mencari kayu,mendengar kata-kata demikian saya mengurung kan untuk makan di rumah beliau,pedih bgt rasanya karena kakak tempat saya bergantung pun menolak saya ke pinggir,saya sebenernya pengen bgt membantu beliau namun keadaan saya juga sangat memperihatinkan,coba anda bayangkan kalau saya mencari kayu atau membantu beliau,gimana dengan uang SPP juga biaya transport,buku juga yang lain-lain,sedangkan pendapatan saya hanya pas-pasan utk itu semua,saya juga tidak mungkin meminta uang pada beliau kerana beliau juga menyekolahkan anak-anak nya,sebenarnya beliau juga mempunyai anak lelaki bujang,tetapi sayang karena terlalu di manjakan hingga membuat mereka malas.
setelah mendengar semua itu,hanya desahan nafas panjang yang mampu saya lakukan,dan mulai detik itu juga saya bertekad untuk melakukan semua sendiri,mungkin karena jengkel kepada saya,setiap kali saudara-saudara jauh pada berkumpul di rumah beliau,makan-makan,pesta.atau juga jalan-jalan saya tidak pernah di hiraukan.padahal jarak di antara rumah kami hanya sekitar lima ratus meter saja,dan aneh nya saudara-saudara dari pihak anak paman tau,kalau saya menjadi kuli,tidak pernah sekalipun mereka bertanya kabar juga keadaan saya.yang saya rasa saat itu saya benar-benar telah terbuang.
saat saya telah menginjak kelas tiga SMEA terdengar pengumuman kalau kami di wajibkan mengikuti PKL yang berlangsung selama tiga bulan,fikiran saya mulai bingung dan hati mulai berkata,dari mana aku mendapatkan biaya PKL sedangkan tabungan saja tidak punya,mengharapkan mbak odah dan adik-adik nya jelas tidak mungkin,mana harus cari untuk biaya makan,transportasi juga kos,ya allah pening bgt memikirkanya,hari itu sambil bekerja fikiran saya menerawang kemana-mana,pernah terlintas untuk meminjam uang pada bos gudang tapi saya urungkan krn yang pasti beliau gak akan ngasih,(maklum lah gak ada jaminanya)jalan satu-satunya kerja non stop.
maka mulai lah sepulang sekolah saya bekerja tidak mengenal waktu demi mencari biaya PKL,terkadang harus sampai jam 03.00 pagi bahkan sering menjelang beduk subuh baru berhenti,dan yang pasti sampai saja di sekolah,badan rasanya tidak karuan di samping capek juga mengantuk,maka sering kali pak guru menagkap saya tertidur sewaktu pembelajaran berlaku.(saya harap kawan-kawan sekolah kini faham,kalau dulu mereka sering mengejek saya tukang tidur,ini lah penyebab nya).
say memilih untuk praktek di perusahaan Coca-cola daerah sri basuki kalau tidak salah,bersama 6 anggota semuanya,ada yuyun(axel) arahman (Even),budi  (maaf lupa siapa lagi ya....? ) dan di bawah naungan Bapak junaidi  (wali kelas saya di MB kelas 3 yg kini kabarnya menjadi guru bahasa inggris di singapura kata yekti adik kelas,yg saya belum mengenal sebelum nya (ada di FB saya)kini menjadi sebagian tenaga pengajar di SMK N 2)saya memilih di coca-cola karena praktek nya hanya sebulan,juga mendapat jatah makan sekali dalam sehari dan hal ini tentunya sangat membantu meringankan beban keuangan saya,banyak anak murid yang menolak di perusahaan coca-cola karena kerjanya terhitung berat karena kami di bawa keliling memasarkan product mereka dari pagi hingga menjelang malam baru pulang ke pabrik,kami di haruskan membantu driver juga helper (kernet) dengan memuat/turunkan krat-krat atau kotak-kotak berisi minuman sprite,coca-cola,fanta root bear  dan yang lain-lain nya.saat dua hari akan di mulainya PKL tiba-saya teringat kakak yg di wonogiri,maka saya mengirimkan surat kepada beliau dan meminta bantuan keuangan,karena saat itu uang saya hanya ada Rp 70.000 saja,di tunggu-tunggu sampai mendekati habis PKL belum juga kiriman datang..............


bersambung ke episode (5) maaf ya harap sabar menunggu......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar