07 Desember 2009

Pedih itu kekal ada ( 1 )

Ini adalah sebuah cerita nyata yang telah terjadi kepada saya sendiri dan cerita ini bukanya sebuah cerita fiktif,bahkan nama dan juga tempat kejadian adalah benar,terketuk hati saya untuk menceritakanya karena merasa sudah tiba waktunya untuk saya saling berbagi masa lalu dengan anda para pembaca yang budiman.harapan saya setelah para ABG dan anda di luar sana membaca cerita ini,sejenak bisa membuat kita saling mawas diri dan tidak gampang mengeluh hanya di karenakan persoalaan putus cinta,kecewa,merana dan menderita.saya ingin merubah persepektif anda bahwa putus cinta bukan berarti dunia seperti mau kiamat seperti mana yang tertulis di setiap status anda,seharus nya kita bersyukur dan sadar Allah itu ada,Allah itu Esa dan semua yang telah terjadi itu,memang menjadi garis ketentuan yang wajib kita jalani secara rela atau tiada,semoga cerita ini bisa membuka mata kita semua,bahwasanya di luar sana banyak lagi hamba-hamba Allah yang lebih menderita kalau di banding kan dengan kita.tetapi mereka tegar,kuat dan tidak menyerah,karena pada pandangan mereka semua kesakitan itu bukan untuk di ratapi juga di tangisi tetapi untuk di hadapi agar kita menjadi manusia yang selalu bersyukur di atas semua nikmat sang pencipta Amin.
Terawal sebuah cerita,pada tanggal 17 feb1979 telah terlahir seorang bayi kecil dari pasangan suami istri bahagia bernama suwarno dan lasini bayi tersebut di berikan nama kelvin purwanto,mereka ini beragama kristen dan tinggal di sebuah kampung terpencil di daerah kotabumi lampung utara desa vk margorejo,sebuah kampung yg memberiku berjuta-juta kenangan dan tentunya akan kekal dalam setiap memoriku.
berbagai kesakitan,penderitaan,kebahagiaa serta titisan air mata mewarnai jalan yg kulalui demi meneruskan langkah-langkah kehidupan yg ternyata menjanjikan beribu harapan palsu.
Ibu berasal dari madiun dan berpindah ke lampung mengikut ke dua orang tua nya,sedang kan ayah berasal dari wonogiri jawa tengah,kemudian mencari penghidupan di lampung juga krn mengikut paman.
menurut cerita orang-orang di sekeliling ku,ibu tergolong sangat cantik krn beliau merupakan kembang desa,sedangkan ayah dlm katagori biasa.setelah kelahiran ku,ekonomi kami dlm keadaan agak kekurangan dan atas sebab itu,ayah membuka konfeksi kecil''an demi menampung kebutuhan keluarga,melihat segala jerih payah ayah yg membanting tulang demi kebutuhan dapur,seorang istri ternyata tdk tega,maka beliau memohon kepada ayah utk membuka warung makan keci-kecilan di depan rumah.seiring waktu yg berjalan dan juga di atas kegigihan mereka secara pelan dan pasti kami mampu keluar dari kedaifan tersebut,segala yg di rancang dan di harap-harap kan benar-benar menuju ke suksesan.
dari hasil menjahit ayah,juga jualan makanan ibu,maka mereka bisa membeli sebidang tanah untuk mendirikan rumah dari papan di pinggir jalan kampung tersebut.warung yg dulunya hanya kecil makin meningkat seiring perjalanan waktu,melihat kemajuan warung tersebut maka ayah memutuskan utk berhenti menjahit dan membantu ibu,apalagi hasil yg di dapat dari menjahit hanya pas-pas'an aja.
saya masih ingat pada saat umur saya dalam lingkungan 1 th 1/2 hingga 2 Th.dlm th 80 an,susu kaleng,makanan daging,atau pun ayam bukan hal yg asing bagi saya,bahkan bisa di bilang di lingkungan sekitarnya,keluarga kami tergolong mampu,dari warung yg kecil hingga cukup lumayan utk ukuran kampung bahkan kami bisa menggaji orang utk membantu di warung.
melihat kedaan yg telah stabil juga ibu telah ada yg membantu,maka ayah berpindah ke bidang tani dgn membeli kebun dan bercocok tanam,dgn harapan bisa mendapatkan hasil dari warung juga bertani.Tiba-tiba badai mulai datang sering kemajuan dan kemakmuran yg di nikmati,(samar-samar dalam ingatan saya)warung yang fungsi nya sebagai tempat makan telah berubah  menjadi tongkrongan para,sopir truck juga belantik sapi juga yg lain-lain.
ada rasa tidak suka saat mereka menggoda ibu dengan berbagai cara,namun apa daya pemikiran saya saat itu masih mudah di kelabui oleh pujuk rayu mereka.mungkin krn sering nya mereka nongkrong ahkir nya menimbulkn kecurigaan tetangga dan mungkin ada tetangga melaporkan hal itu kepada ayah,sebagai seorang suami adalah kewajibanya menggingat kan istri yg mulai menyukai goda'an para pelangganya,pernah juga mereka bertangkar mempermasalah kan hal itu.
Rupa-rupanya apa yg di kuwatirkan benar-benar terjadi,masih segar dalam ingatan saya,seperti biasa setiap pagi ayah ke kebun mengurus tanaman nya,sedangkan ibu klo belanja'an juga kebutuhan warung habis pasti kepasar dan saya di rumah bersama rewang ibu,hanya saja pagi itu saya menemukan kejanggalan ( saya tdk ingat tanggal berapa ) krn tdk seperti biasa nya,pagi itu ibu kepasar dengan di bonceng kan salah seorang belantik sapi pelanggan warung  yang sedia menunggu setelah ayah ke kebun,krn kebiasaanya ibu naik angkutan pedesaan biasa saja.dan biasa nya sekitar jam 09.00 pagi ibu sudah pulang dari pasar.
tunggu dan menunggu sampai matahari telah tergelincir,bayang-bayang ibu belum juga kelihatan,kekuwatiran mulai menyeruak di dalam dada saya juga ayah,setelah sekian lama menunggu,ahirnya ayh memutuskan untuk mencari dan bertanya kepada saudara-saudaradan juga para tetangga tentang keberadaan ibu,dalam keadaan malam gelap juga awan mendung,akhir nya kami pulang ke rumah dengan beribu pertanya'an juga kehampa'an. sukar bgi kami melelapkan mata,apalagi saya biasanya di bobo kan ibu,tapi mulai malam itu juga detik itu,saya harus membiasakan diri melalui kedinginan malam dlm pelukan seorang ayah.tiada lagi belai manja seorang ibu,tiada lagi pelukan kasih sayang seorang ibu,dan tiada lagi perlindungan seorang ibu.
setiap tangis kini yang ada hanya ayah,setiap memerlukan perlindungan hanya kepada ayah dan setiap kepiluan ayah juga sebagai curahan kesakitan dan jeritanku.
pada keesokan harinya para tetangga mulai menabur cerita,katanya ibu ini lah,ibu itu lah dalam berbagai macam versi,bahkan ada yg mengabarkan berita,melihat ibu di daerah ini dan itu dan setiap mereka menyampaikan berita tentang keberada'an ibu pasti kami mencarinya.dari hari berubah minggu,dari minggu berubah bulan dan dari bulan berubah tahun,setiap pencarian kami tidak pernah membuah kan hasil.
rasa putus asa telah menyelubungi pencarian kami,apa lagi di tambah dengan segala hutang yg di tinggal kan ibu dan juga biaya yg telah di keluarkan untuk pencaarian ibu tersebut,telah memaksa ayh untuk menjual segala berkakas warung dan lain-lain sebagai nya demi menutup semua itu,ibu pergi membawa semua uang juga segala perhiasan.keadaan ini membuat kami betul-betul kembali ke zaman daif bahkan lebih daif dari pada yang terdahulu.
Dengan semakin meningkatnya usia maka alam persekolahan SD saya jejaki.hari pertama sekolah anak'' pada di temani ibu''mereka tetapi saya di temani ayah,timbul rasa rendah diri juga teramat pedih,terpandang di sudut mata ayah ada air bening yg mengalir dan sejenak menghapus keegoan seorang lelaki.saya usap air mata itu krn saya sejujurnya juga tidak mampu utk menahan kepedihan ini jika tonggak yg saya pegang hanyut dalam gelombang,kesedihan,juga kehancuran.
alam persekolahan SD saya lalui dengan ketabahan dan kekuatan seorang anak ingusan dengan sekuat mungkin,ada kalanya sepulang sekolah nasi di dapur belum lagi tersedia sementara ayah masih di kebun,sabar...dan sabar menunggu kepulangan beliau hanya itu yang mampu saya lakukan,utk melupakan rasa lapar ada kala nya saya bermain dengan kawan,dengan harapan perut yg melilit bisa terlupakan sementara menunggu ayh pulang dan memasak nasi.setiap main ketempat kawan saat melihat mereka menikmati sepiring hidangan saya hanya mampu menelan air liur tanpa berani berkata klo saya juga lapar,masih terbersit rasa malu,juga ajaran ayah membuat saya harus kuat dah tdk mempermalukan beliau.ada kalanya juga saya sampai tertidur di jembatan rumah orang krn kelelahan bermain juga menunggu kepulangan ayah,pernah suatu hari saat itu sudah sore saat saya tertidur di jembatan rumah bu Narto saya di bangun kan beliau dan beliau memberikan nasi beserta sayur labu dan menyuruh saya makan di jembatan itu,saat itu Allah saja yg tau perasaan saya,ada rasa gembira di berikan makanan tp juga teramat pedih,saya berpikir andai saja ibu masih ada,pasti saya tdk akan  menjadi gelandangan lusuh yang mengharapkan belas kasihan orang di kampung sendiri.atau klo sepulang sekolah saya kangen ayah,saya menyusul beliau ke kebun,di sana saya di bakarkan ubi kayu juga minum air putih yg ayah bawa dari rumah untuk mengisi perut sementara menunggu beliau bekerja juga menunggu waktu kepulangan beliau.
Untuk menampung segala keperluan sekolah,juga makanan kami ber dua,ayh juga sering melakukan kerja-kerja buruh mencangkul,membersihkan rumah orang dan berbagai-bagai lagi asalkan semuanya halal juga tidak menjadi peminta-minta,
lingkungan di sekitar saya juga kawan''saya mayoritas beragama islam,setiap sore mereka di panggil para orang tua nya menyuruh mereka segera pulang untuk mengaji,mula-mula memang saya biasa saja,namun lama kelamaan dlm hati saya mulai bertanya,ngaji itu apa? islam itu apa? kenapa mereka harus mengaji? dan mengapa saya tidak di ajak mengaji padahal kami kawan baik? dan apakah saya bukan dari golongan mereka?semua itu menghantui fikiran saya,pernah pada malam itu semua gejolak hati saya tidak tertahan untuk mencari semua jawaban dari semua pertanyaan saya tersebut,secara perlahan saya pergi ke rumah guru ngaji mereka untuk mengintai apa yg mereka lakukan ( saat itu blm ada mushola) secara perlahan-lahan saya mendekati jendela yg lumayan tinggi nya untuk ukuran tubuh saya yg kecil,terdengar suara kawan''menyanyikan lagu yg sangat indah dan saya tidak memahami bahasa apakah itu.krn dlm agama saya waktu itu (kristen)doa kami kebanyakan nya juga melalui nyanyian tetapi menggunakan bahasa indonesia.
perasaan ingin tau juga penasaran yg menebal kian menghantui setiap detik-detik hidup saya secara perlahan tapi pasti.di usia mentah saya dlm lingkungan umur 5 hingga 6 th,saya mulai mencari arti semua itu,saya mulai memberanikan diri bertanya kepada kawan-kawan,ngaji itu apa dan apakah saya boleh ikut mengaji? waktu itu saya menemukan jawaban yg hanya 1/2 saja,' ya'boleh ikut mengaji tapi kamu harus masuk islam? sungguh suatu jawaban yg tersangat hebat dari seorang bocah seusia kami.akhirnya pada suatu malam,saat itu di bawah sinararan lampu minyak remang-remang,setelah kami selesai makan,saya bertanya kepada ayah. 'yah boleh apa tidak saya ikut mengaji dan masuk islam  bareng kawan-kawan,dengan mengerutkan dahi dan rona muka kaget ayh kembali bertanya, apa km bener-bener mau mengaji,dengan penuh semangat juga penuh keyakinan saya jawab 'iya',dengan helaian nafas panjang ayah berkata,kalau itu sudah menjadi tekad kamu ayh perbolehkan tetapi pesan ayah belajar lah bersungguh-sungguh.
dengan penuh rasa terima kasih saya genggam tangan ayah,kemudian saya peluk beliau di iringi ciuman sayang seorang anak ke pada orang tua nya,maka pada ke esokan hari nya menjelang mahgrib ayah menggandeng tangan saya menuju ke rumah guru ngaji tersebut,setalah sampai didepan rumah ustadz beliau mengetuk pintu dan mengucap permisi ke pada tuan rumah,sayup-sayup terdengar langkah kaki berat mendekati pintu dan saat terbuka pintu rumah tersebut.bersama'an dengan itu saya merasa,memang ini lah yg ku cari,kami di persilahkan duduk di ruang tamu yg cukup sederhana,setelah berbasa-basi sebentar ayh mengungkapkan akan niat dan hajat saya,dengan perasa'an yg gemuruh saya menunggu jawaban ustadz tersebut krn jujur saya takut tidak di terima,tapi sukur alhamdulillah jawaban ustaadz melegakan hati saya,siapa pun boleh masuk dan memeluk agama islam asalkan dengat niat ikhlas krn Allah,krn dalam islam tiada pemaksaan.
setelah itu ayh menyerah kan saya kepada pak ustadz agar mau membimbing saya ke jalan yg benar.kemudiah ayah pamit pulang sementara saya di bawa keruangan mengaji di mana di sana saya bertemu kawan-kawan main  saya yang menyambut dengan senyuman juga saling berbisik antara mereka( mungkin aja ngerasani klo ada wong kristen masuk islam ha...ha...ha...)dengan penuh keyakinan juga cengar-cengir saya meberanikan diri menyapa mereka(maklum lah warga baru ha....ha...ha...)pak ustadz menyuruh saya duduk kemudian saya di suruh mengikuti perkataanya,ya itu mengucapkan  AS'HAADUAALLA ILLLAH'HA'ILALLAH WA'AS HADUAN'NA MUHAMAD DAAROSULALLAH,saat kalimah terakhir terucap,tiba-tiba hati saya merasakan sesuatu perasaan damai yg belum pernah saya temui,damai yg se akan-akan melalaikan saya dan sejenak membuat saya terbang mengapai nirwana,saat itu saya berfikir kalau pun saya di panggil Allah pada detik itu saya teramat sanggup krn saya yakin juga percaya,bahwa islam adalah yang terbaik utk saya.maka secara resmi nya pada malam itu pada umur 6 th saya telah menjadi seorang MU'ALLAF.alhamdulillah hirobil alamin.saya mulai belajar,solat,mengaji juga mendalami agama islam
akan tetapi waktu itu belajar nya hanya pada malam hari sesudah solat mahgrib di tempat pak ustadz. sayang fasilitas juga keadaan yg kurang mendukung menguji setiap jalan yg saya lalui.sehingga ke islaman saya hanya sebatas nama,di desa kami tidak ada pondok pesantren atau juga guru agama yg khusus mengajar tentang agama jadi pembelajaran itu tidak bisa semaksimal mungkin.
seiring beredarnya sang waktu,saya menjalani kehidupan bersama ayah dengan penuh kesabaran,walaupaun masih ada rasa pedih namun kami mampu melaluinya seiring perjalanan sang waktu.pernah juga beberapa kali ayah mengutarakan ingin berumah tangga lagi,namun saat itu saya merasa trauma juga takut karena mendengar cerita orang-orang,kalau ibu tiri itu teramat kejam,dan pas bgt waktu itu film 'Ari anggara' di tayang kan di TV,maka ketakutan terhadap ibu tiri makin terasa.melihat penolakan saya maka ayah membatalkan niat beliau untuk membina rumah tangga baru.
suatu hari tiba-tiba ayah mendapat kiriman surat dari di wonogiri mengharapkan kehadiran beliau krn kk mau melangsung kan pernikahan,mulanya saya bingung?kk dari mana,dan siapa,krn saya anak tunggal?setelah saya bertanya pada ayah baru saya tau,rupanya dulu di wongiri ayh pernah menjadi guru di SR (dulu sebelum SD namanya SR)dan beliau menikah dengan seorang perempuan (ibu kk saya)kemudian bercerai tapi telah di berikan keturunan (ya itu kk saya).akibat dari perceraian yg tidak ayah ingin kan itu,maka ayah telah pergi ke lampung menyusul paman demi mengobati kelukaan hati nya.rasa sakit hati krn istri yg pertama dulu di rebut oleh kawan satu kampung nya di wonogiri ( berarti 2 kali ayah berumah tangga,istri-istri nya pada gak beres) .ketika itu saya kelas 4 SD mau naik ke kelas 5.mendengar kk mau mendirikan rumah tangga,maka ayh segera menjual hasil kebun untuk biaya pulang ke jawa iaitu kampung halaman yg telah puluhan tahun tidak di jejaki.dlm perjalan yg jauh itu beberapa kali kami menggunakan bus secara mutus-mutus,karena ayh bilang klo bus terus mahal dan untuk menghemat biaya maka kami mencari solusi  yg murah tersebut.sempat juga kami mampir ke bekas mas ipar ayah di cirebon,mereka juga mau berangkat cuma saja waktunya mungkin rada mepet,krn bekas mas ipar ayh tugas menjadi AL di cirebon dan cuti nya sagat sulit.kami menginap 2 hari dan pada hari ke 3 kami terus ke wonogiri,kami turun di eromoko wonogiri kemudian ngojek sampai ke kampung pedalaman daerah pucung.deraian tangis,tanda kerinduan juga kesyukuran segenap keluarga,juga kk saya tidak terbendung menyambut kedatangan kami,di singkat kan cerita,setelah selesai semua urusan maka kami pulang ke sumatra lampung,dlm perjalanan itu ayh bilang; le ayo kita mencari ibumu sekalian'terdetak jantung saya mendegar nya,rupa-rupa nya setelah beberapa tahun dalam kebisuan beliau, ayh masih memendam juta'an kerinduan pada ibu tanpa saya mengetahui nya.saya tanya ke ayah kalau mencari mau cari kemana?sedangkan kita sudah terlalu letih dan capek mencari selama bertahun-tahun tidak juga ketemu? ayh bilang,kita cari di daerah KALIANDA sesudah pelabuhan merak,krn ada yg bilang dulu pernah lihat ibumu di sana. kembali saya bertanya'kalianda kan besar yah,jd kalau mencari di mana nya,ayh menjawab 'ya cari saja kalau gusti pangeran ngijinin pasti ketemu.
mendengar jawaban tersebut saya hanya bisa diam dan menurut kehendak ayah,cuma saya berfikir selama dalam pencarian tersebut,kalau ketemu tindakan apa yg harus saya ambil? apakah saya harus marah,apakah saya ludahi saja mukanya,apakah selamanya saya tidak mau lagi mengaku dia ibu saya dan apakah...apakah... semua pertanyaan itu mengganggu jiwa saya
jadi setelah beberapa hari mencari,masuk dari satu kantor kelurahan ke kelurahan yg lain tiada juga hasil nya,kami memutuskan utk pulang saja.kami menaiki sebuah mobil angkutan pedesaan pada malam itu,tetapi kami tidak tau mau ke arah mana,saat pak sopir bertanya tujuan kami kemana,ayah hanya menjawab tidak tau,(mungkin krn fikiranya melayang)jawaban secara sepontan juga membuat pak sopir bingung.akhir nya kami di turunkan di daeraah PALAS di depan sebuah warung makan yg sudah mendekati tutup.waktu itu jam  sudah menunjukan sekitar pukul 22.00.melihat kami membawa ransel juga dlm keadaan keletihan,suami ibu warung bertanya.dari mana pak dan mau kemana,ayh jawab tujuan kami ialah mencari istri dari ibu anak saya ini.setelah berbicara dan saling cerita,si bapak warung bilang,memang ada pasangan suami istri pindahan dari kotabumi tapi namanya SULASTRI bukan LASINI,tapi memang betul nama suami nya RASID,demikian penjelasan bapak warung,setelah mendengar segala ciri''nya ayh yakin klo itu memang ibu,saat itu dada saya berdebar-debar bgt,untuk menutupi agar jgn sampai pihak ibu tau keberadaan dan kedatangan kami,maka ayh dan bpk warung sepakat tengah mlm itu kami ketempat pak lurah melalui pintu belakang,(kebetulan rumah pak lurah berjarak 3 rumah dari rumah ibu),setelah menyampaikan semua hajat  juga tujuan kepada pak lurah maka mlm itu ibu di panggil kerumah beliau,bagaikan halilintar di siang hari ternyata perempuan  setengah umur dan dalam keadaan lusuh serta berdiri di depan kami itu benar-benar IBU....!!!!!!!pedih,sakit ingin menjerit saat melihat dalam gendonganya ada seorang anak kecil.dan di sebelah nya juga di iringi anak kecil.hanya tangisan ku yang meledak-ledak dalam pelukan ayh saya curah kan,saya betul-betul kecewa juga teramaat sedih,andai perempuan itu bisa mendengar jeritanku niscaya pertanyaan ini yg harus ibu jawab,kenapa bukan aku yg di dekapanmu?kenapa bukan aku yang kau belai dengan manja?kenapa bukan aku yang ada di dalam gendongan mu?untuk apa aku di lahirkan kalau aku kau tinggal dan sia-sia kan?dan lebih pedih lagi aku mempunyai adik tiri bukan dari keturunan ayah ku.semua keperitan itu mengaduk-aduk dlm jiwa ku.ku lihat  ayah hanya duduk membisu dengan lidah yg kelu untuk berkata-kata,saat ibu datang dan mendekati ku mau membelai rambut ku,sontak tangan kotor itu ku tepis,aku tidak mau tangan kotor itu menodai kebencian ku,ya allah rasa itu masih ada,ianya masih segar dalam ingatan.sempat juga ayah mengajak ibu pulang tetapi ibu tidak menolak,sampai-sampai bu lurah bilang sudah lah pak kalau memang tidak mau di ajak pulang ikhlaskan saja.mengetahui keputusan ibu demikian maka saya juga ayh hanya diam seribu bahasa.kami lalui malam itu penuh dengan berbagai perasaan bahkan kami berharap malam itu tidak pernah ada kami rasa kan separo malam itu teramat panjang,keesokan harinya ketika azan subuh berkumandang kami pamit pulang pada pak lurah berserta keluarganya juga bapak warung,sayup-sayup ku lihat dari jauh rumah ibu,ternyata mau roboh dan rumah itu juga cuma ngontrak, mungkin ini balasan allah kepada beliau,krn telah mengabaikan tanggung jawab kepada suami juga anaknya....


kalian ingin tau gimana kelanjutanya sampai almarhum ayah meninggal juga penyebab kepergian saya ke malaysia sampai sekarang tidak pulang          (.akan saya lanjutkan pada episod ke 2)


to be continu.......

1 komentar:

  1. setelah membaca critanya br ingt sdr kelvin purwanto temen sy sekolah di SD 04 margorejo, dmn dan gmn kbrnya skrg ? sidiq_79@yahoo.com

    BalasHapus